PTPP Raih Kontrak Baru Rp5,8 Triliun per Mei 2022

Bisnis.com,28 Jun 2022, 13:37 WIB
Penulis: Rinaldi Mohammad Azka
Direktur Utama PTPP Novel Arsyad, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PTPP Agus Purbianto, Direktur Bidang Gedung PTPP Anton Satyo Hendriatmo, Direktur Bidang Infrastruktur PTPP Yul Ari Pramuraharjo, Direktur Bidang EPC PTPP Eddy Herman Harun, dan Direktur Strategi Korporasi dan HCM PTPP Sinur Linda Gustina Manurung berfoto bersama dalam agenda RUPST Tahun Buku 2021, di Kantor PTPP, Jakarta, Selasa (5/4/2022). PTPP melakukan pergantian Komisaris Independen dengan memasukan purnawirawan Polri Istiono.

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten BUMN karya, PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. (PTPP) mengungkapkan realisasi nilai kontrak baru (NKB) hingga Mei 2022 mencapai Rp5,78 triliun baru 18,64 persen dari target akhir tahun sebesar Rp31 triliun.

Direktur Utama PTPP Novel Arsyad menjelaskan pencapaian pemasaran kontrak baru realisasi 2021 sebesar Rp21,27 triliun dan target pada 2022 naik 40 persen menjadi Rp31 triliun.

"Adapun, realisasi kontrak baru hingga Mei 2022 sebesar Rp5,78 triliun. Pemasaran proyek ditangani sebagian besar BUMN, APBN, dan sebagian APBD, untuk swasta belum bergeliat sejak pandemi," terangnya dikutip Selasa (28/6/2022).

Dia mengakui kontrak baru terbanyak berasal dari BUMN dengan persentase 56 persen, dilanjut dengan kontrak pemerintah 43 persen dan swasta 1 persen.

Seiring dengan pemulihan ekonomi pasca pandemi, perseroan konsentrasi ke kontrak-kontrak baru dari BUMN dan pemerintah yang sudah mulai banyak, sehingga performa perusahaan tetap terjaga dengan baik.

Secara target pun kontrak baru dari BUMN dicanangkan mencapai 49 persen, pemerintah 44 persen dan swasta hanya 8 persen.

Dari segi lini bisnis, kontrak baru per Mei 2022 paling banyak berasal dari anak usaha sebesar 46 persen, konstruksi 36 persen dan EPC 18 persen.

Jika dirinci berdasarkan jenisnya, kontrak baru terbanyak masih berasal dari aktivitas konstruksi gedung sebanyak 49 persen, infrastruktur dan jembatan sebanyak 35 persen, dan infrastruktur SDA dan sipil 16 persen.

"Di bisnis konstruksi kami sering menarik cashflow biasanya jelang akhir tahun, proyek pemerintah dan BUMN, proyeksikan di akhir tahun cash flow operasi sebesar Rp6,4 triliun guna memastikan bisnis berjalan dengan benar tak hanya dari sisi EBITDA tetapi cashflow dipertanggungjawabkan," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini