Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom dan analis menilai PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. perlu meningkatkan layanan digital yang dimiliki. Tambahan modal yang berasal dari rights issue nanti diharapkan dapat difokuskan untuk memperkuat layanan berbasis internet.
Associate Director Pilarmas Investindo, Maximilianus Nicodemus mengatakan BTN harus terus memperkuat dan bertransformasi digital. Masuknya dana segar dari rights issue, seharusnya dapat mewujudkan mimpi BTN untuk menjadi Digital Mortgage di Tanah Air.
“Kami melihat hal ini menjadi salah satu point yang sangat penting bagi BBTN untuk membangun teknologi digital dari sisi ekosistemnya dan ini yang akan menjadi nilai tambah bagi BBTN di masa yang akan datang,” kata Maximilianus, Selasa (28/6/2022).
Tidak hanya itu saja, sambung Maximilianus, dengan adanya Digital Mortgage, berarti penetrasi pasar dari BBTN akan menjadi lebih luas dari sebelumnya, dan dapat merambah ke seluruh Indonesia.
Maximilianus juga mengatakan dengan adanya penguatan modal, BTN memiliki ruang gerak yang kuat, fleksibel, dan tentunya memberikan akselerasi yang lebih baik lagi dalam membangun perumahan.
Dari antara semua Bank BUMN, BTN merupakan salah satu bank yang CAR nya paling kecil. Tentu hal ini menjadi perhatian, untuk lebih meningkatkan dan menguatkan BTN.
“Apalagi BTN fokus terhadap sektor perumahan. Satu-satunya BUMN yang menangani ini, tentu saja dengan adanya rights issue, hal ini akan membuat BTN semakin lebih kuat,” kata Maximilianus.
Sementara itu, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan selain untuk perkuat lini bisnis digital yang butuh modal besar, BTN juga mempersiapkan pencadangan sebagai mitigasi risiko perlambatan ekonomi dan naiknya non performing loan (NPL) pascarestrukturisasi kredit selesai.
Dia berpendapat pangsa pasar kredit pemilikan rumah (KPR), yang saat ini menjadi inti bisnis kredit BTN, masih cukup menjanjikan terutama pembelian rumah yang sebelumnya tertunda karena pandemi mulai terealisasi.
Permasalahannya, tutur Bhima, terletak pada kekhawatiran calon debitur KPR terkait naiknya biaya material bahan bangunan dan suku bunga floating rate pada tahun depan.
“Tambahan permodalan harapannya dapat dioptimalkan untuk investasi di layanan digital serta peningkatan dukungan untuk mengatasi backlog perumahan. Peran BTN sangat penting bagi keberlanjutan pembangunan hunian terutama pada segmen rumah sederhana,” kata Bhima.
Sebelumnya, Dewan Perwakilan Rakyat memberi lampu hijau kepada BTN untuk menggelar rights issue antara kuartal III atau kuartal IV/2022 sebesar Rp2,98 triliun. Hal itu sejalan dengan usulan penyertaan modal negara (PMN) yang diajukan Kementerian BUMN telah disetujui Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Adapun Direktur Keuangan BTN Nofry Rony Poetra mengatakan hingga saat ini perseroan masih menanti petunjuk lebih lanjut terkait penanaman modal negara (PMN) dari Kementerian Keuangan. Jika semua berjalan lancar, lanjut Nofry, diperkirakan rights issue akan selesai awal kuartal IV/ 2022.
“Dan seluruh proceeds akan digunakan untuk memperkuat kemampuan Bank BTN meningkatkan bisnis pembiayaan perumahan,” kata Nofry .
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel