Bisnis.com, JAKARTA - Kemudahan dalam bertransaksi, terutama untuk transfer antar-rekening bank, menjadi perhatian utama pebisnis.
Hal itu diungkapkan praktisi perencana keuangan atau financial planner Safir Senduk, dalam wawancara dengan Bisnis, Kamis (16/6/2022).
“Kita pasti akan sedikit terganggu jika saat dalam kondisi sibuk, masih dibuat ribet dengan persoalan transaksi keuangan, semisal mesti harus mendaftarkan dulu rekening banknya, mencari kode bank dan semacamnya. Padahal kita butuh kecepatan dan ketepatan,” ungkapnya.
Efisiensi, kecepatan dan kemudahan bertransaksi bahkan menjadi perhatian utama bagi para pebisnis dan profesional yang mobilitasnya sangat tinggi. Pebisnis, kata Safir, tidak ingin ribet dan ingin sesuatu hal yang praktis karena perusahaan tentunya butuh kecepatan dan efisiensi, terutama dalam hal waktu.
“Ketika berbisnis, baik itu jual barang atau jual jasa, pastinya kita tidak akan lepas dari transaksi keuangan. Volume transaksi keuangan itu bisa berbeda, ada besar dan sering ada juga yang kecil dan jarang. Nah, bagi pebisnis atau pemimpin perusahaan, mereka tidak mau direpotkan sama urusan administrasi keuangan, karena bisnis butuh pergerakan yang lincah,” kata Safir.
Menurutnya, banyak perusahaan yang masih menggunakan cara-cara konvensional dalam melayani konsumennya, terutama dalam persoalan transaksi keuangan, seperti mengurus administrasi pembayaran memasukkan rekening secara manual, hingga mengeluarkan biaya yang cukup besar saat bertransaksi beda bank.
“Prosedur pembayaran yang mudah jadi kunci utama. Pengguna merasa sudah membayar jasa mereka, sehingga tidak ingin lagi direpotkan dengan beragam administrasi. Saat ini, ada aplikasi pihak ketiga atau platform layanan keuangan yang malah sangat membantu dan menggantikan peran perbankan konvensional,” jelas Safir.
Selain kecepatan dan kemudahan, Safir juga menegaskan aspek penting yang tak boleh diabaikan oleh pengguna layanan adalah soal legalitas, yakni platform tersebut harus diakui dan diawasi regulator jasa pembayaran Bank Indonesia (BI).
“Muara dari pembayaran atau layanan keuangan ini adalah bisnis. Bisnis keuangan soal legalitas atau sah secara hukum pembayarannya, bisnis teknologi soal keamanan transaksinya dan juga bisnis kepercayaan dari konsumennya. Kepercayaan itu nomor satu dalam bisnis,” jelas Safir.
Transaksi Mancanegara
Selain legalitas, Safir juga mengingatkan, bagi pebisnis yang ingin menggunakan jasa layanan keuangan pihak ketiga harus memperhatikan banyak fitur yang bisa menunjang keberlangsungan bisnisnya. Menurut Safir, pebisnis jangan hanya terpaku pada fitur kemudahan dan kecepatan saja.
“Perhatikan juga fitur yang bisa menunjang bisnis kita berkembang, misalnya soal layanan transaksi pembayaran ke luar negeri. Kita sebagai pebisnis tentunya ingin bisnis kita tumbuh dan berkembang, syukur-syukur ekspansi keluar negeri. Ini kan butuh ditunjang infrastruktur keuangan juga, terutama soal pembayaran,” ujar Safir.
Pebisnis muda diharapkan bisa melihat apakah platform pembayaran pihak ketiga ini memiliki jaringan yang luas dengan lembaga keuangan di luar negeri sehingga memudahkan kita untuk melakukan transaksi yang aman, legal, dan cepat.
Sasar Pasar Perusahaan
Flip, fintech berbasis platform pembayaran di Indonesia, menawarkan sejumlah aspek tersebut kepada penggunanya. Selain kemudahan bertransaksi, platform ini sekaligus memiliki legalitas hukum yang diakui Bank Indonesia serta melayani transaksi keuangan ke luar negeri.
Head of Enterprise Sales Flip, Eko Priyanto mengatakan saat ini Flip sedang mengembangkan Flip for Business, layanan khusus para pebisnis atau top eksekutif perusahaan besar yang mobilitasnya tinggi.
“Flip ini perusahaan teknologi keuangan atau tekfin yang berdiri sejak 2015. Kami memiliki beberapa layanan transaksi keuangan, seperti transfer uang untuk domestik, transfer uang internasional, dan juga layanan untuk keperluan Business to Business (B2B) dengan nama Flip for Business,” jelas Eko.
Eko mengatakan memberikan layanan terpadu, terutama bagi korporasi yang tidak ingin terganggu oleh proses keuangan yang manual dan biaya transaksi keuangan yang besar. Melalui Flip for Business, korporasi bisa menekan biaya melalui pengalaman transaksi yang mudah dan efisien serta bisa diotomasi.
Menurut Eko, Flip for Business memiliki beragam fitur terutama spesialis dalam money transfer, baik domestik maupun internasional. Selain itu, Flip for Business juga sangat efisien dari segi biaya dibandingkan tekfin sejenis dan mempunyai teknologi canggih yang sangat user friendly, sehingga memberikan kemudahan bagi perseroan untuk mendigitalisasi proses finansial mereka.
Eko mengatakan lini B2B ini sudah dirilis sejak Maret 2017 dengan nama Big Flip. Saat itu, Big Flip masih fokus membantu bisnis melakukan operasional bisnis, seperti penggajian, pembayaran ke mitra bisnis, maupun refund ke konsumer. Seiring berkembangnya waktu, kebutuhan konsumen B2B makin banyak, maka Flip perlu melakukan berbagai pengembangan lebih lanjut serta melakukan rebranding Big Flip menjadi Flip for Business.
Rebranding ini tidak sebatas simbolis, tapi membawa semangat bagi perusahaan dalam memperkuat ekosistem solusi B2B. Pasalnya, solusi berkaitan keuangan ini tidak hanya dibutuhkan oleh perusahaan teknologi saja, tapi juga perusahaan yang proses bisnisnya masih konvensional sekalipun.
Flip for Business kini menghadirkan teknologi mutakhir, seperti dashboard for no-code solution, API for seamless integration, fitur lanjutan seperti verifikasi, dan idempotency key.
Ada beberapa fitur unggulan yang ditawarkan. Mulai dari, money transfer yang memungkinkan mitra mengirimkan dana hingga ke 20 ribu akun bank dalam hitungan menit, hingga international transfer yang mampu mengirim uang ke 40+ negara dalam satu waktu dengan biaya mulai dari Rp29 ribu.
Dalam mendukung fitur tersebut, perusahaan menyediakan layanan pelanggan 24/7, fleksibilitas dalam limit, opsi top-up, dan transaksi di luar jam kantor.
“Flip for Business juga memberikan layanan customer selama 7x24 jam. Ini untuk memberikan layanan yang prima bagi pelanggan bisnis, karena saat ini orang bisa bertransaksi keuangan terlebih belanja di e-commerce atau transfer apapun itu bisa malam hari bahkan dini hari. Layanan 7x24 jam juga untuk menjaga seandainya pelanggan kami menyediakan refund sehingga bisa cepat ke customer,” jelas Eko.
Untuk Flip for Business, Eko mengatakan platform ini bisa dimanfaatkan oleh semua entitas bisnis, baik skala kecil hingga besar. Registrasinya pun mudah, jelas dia, hanya tinggal mengikuti prosedur yang sudah disiapkan baik di aplikasi maupun melalui web.
Nantinya, sambung Eko, akan ada tim Flip for Business yang menghubungi untuk melakukan verifikasi. “Verifikasi ini bagian dari keamanan berlapis yang dijalankan manajemen Flip,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel