Bisnis.com, JAKARTA – Sikap ‘mundur’ yang diambil oleh negeri maju seolah menjadi sinyal menjanjikan bagi industri pertambangan, terutama batu bara. Sinyal itu tak terkecuali juga menyala terang di Indonesia.
Seperti diketahui, dalam pertemuan terakhir pada pertengahan bulan ini, negara anggota Group of 7 (G7) menyepakati sebuah kompromi untuk membatalkan komitmen penyetopan pembiayaan bahan bakar fosil.
Kondisi geopolitik yang terjadi saat ini, seolah ‘memaksa’ mereka membuka kembali pintu investasi dan pendanaan ke sektor fosil. Usulan pertama datang dari Kanselir Jerman Olaf Scholz yang memegang kepresidenan G7 tahun ini. Inggris sejatinya menentang proposal Scholz, meski pada akhirnya para pemimpin G7 tetap menyetujui kompromi tersebut.