IHSG Ditutup Jeblok ke Level 6.700-an, Imbas Inflasi Tinggi?

Bisnis.com,01 Jul 2022, 15:14 WIB
Penulis: Rinaldi Mohammad Azka
Pengunjung beraktivitas di depan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (23/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup ke zona merah dan kembali ke level 6.700 pada perdagangan akhir pekan, Jumat (1/7/2022).

Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 15.00 WIB, IHSG parkir pada posisi 6.794,32 melemah 1,7 persen atau 117,25 poin. Sepanjang perdagangan IHSG bergerak pada rentang 6.940--6.777.

Tercatat, 123 saham menguat, 435 saham melemah dan 133 saham bergerak di tempat. Kapitalisasi pasar turun menjadi Rp8.914,1 triliun.

Di antara saham-saham yang melemah, PT Bank Jago Tbk. (ARTO) yang melemah paling dalam 6,83 persen atau 625 poin ke level 8.525. Selanjutnya, saham PT Agro Yasa Lestari Tbk. (AYLS) mengalami pelemahan paling dalam 6,86 persen ke level 163.

Saham-saham yang turut melemah di antaranya HRUM, UNTR, SCMA, MEDC, dan BUKA yang masing-masing tergerus 6,8 persen, 6,69 persen, 6,36 persen, 6,3 persen, dan 5,67 persen.

Selain itu, saham 10 besar big caps juga mengalami penurunan, hanya saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) yang menguat 0,5 persen ke level 4.020.  Didampingi saham stagnan BBCA dan BBNI.

Di sisi top gainers, saham PT Ever Shine Tex Tbk. (ESTI) menguat 25,74 persen atau 26 poin ke level 127. Selanjutnya, saham PT Damai Sejahtera Abadi Tbk. (UFOE) menguat 14,01 persen.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) pada Juni 2022 mengalami inflasi sebesar 0,67 persen secara bulanan (month-to-month/mtm).

Adapun tingkat inflasi tahun kalender pada Juni 2020 mencapai 3,50 persen sementara tingkat dari tahun ke tahun mencapai 4,97 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik Margo Yuwono mengatakan, kenaikan tertinggi terjadi pada sektor pertanian dengan inflasi sebesar 1,96 persen mtm, diikuti sektor  pertambangan dan penggalian sebesar 1,27 persen dan industri sebesar 0,37 persen.

"Penyebab inflasi secara yoy menurut sektor  ini untuk pertambangan dan penggalian ada  kenaikan pada beberapa komoditas seperti aspal  karena peningkatan harga komoditas minyak bumi," katanya dalam konferensi pers, Jumat (1/7/2022).

Sementara untuk industri yang bahan bakunya impor seperti pupuk, disebabkan oleh adanya restriksi ekspor di beberapa negara sejalan dengan kenaikan harga pupuk dalam negeri yang menyebabkan kenaikan.

Margo menambahkan, IHPB untuk  kelompok bangunan/konstruksi pada Juni 2022 mengalami kenaikan sebesar 0,58 persen mtm. Adapun secara tahun kalender mencapai 3,02 persen dan tingkat inflasi dari tahun ke tahun sebesar 5,58 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini