Dari BBTN hingga BBYB, Berikut Daftar Rights Issue Perbankan di Semester II/2022

Bisnis.com,01 Jul 2022, 09:07 WIB
Penulis: Dionisio Damara
Karyawan melintas di dekat layar yang menampilkan logo Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (26/1/2022). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA – Memasuki paruh kedua tahun 2022, sederet emiten perbankan mulai berpacu menggelar aksi penambahan modal melalui mekanisme rights issue. Selain memperkuat permodalan, aksi ini juga bertujuan memperluas ekspansi bisnis bank.

Berdasarkan catatan Bisnis, deretan bank yang akan menggelar rights issue adalah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN), PT Bank of India Indonesia Tbk. (BSWD), PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) dan PT Bank Capital Indonesia Tbk. (BACA).

1. Bank BTN

Dalam Rapat Komisi VI DPR, Kamis (30/6), Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo memaparkan waktu pelaksanaan rights issue dari bank spesialisasi perumahan ini. Adapun, aksi tersebut tidak terlepas dari rencana penyertaan modal negara (PMN) kepada perseroan.

Haru menjelaskan suntikan PMN pemerintah kepada emiten bank dengan ticker BBTN ini sebesar Rp2,98 triliun. Setelah ditempuh melalui mekanisme rights issue, Haru menuturkan dana tersebut dapat dikembalikan dalam bentuk dividen dan pajak selama 2 – 3 tahun.

“Dengan adanya PMN atau rights issue, Bank BTN dapat meningkatkan kontribusi kepada pemerintah berupa dividen dan pembayaran pajak yang lebih besar,” kata Haru.  

Terkait rights issue, BBTN akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 20 September 2022. Berselang dua hari kemudian atau pada 22 September, perseroan akan menyampaikan pendaftaran kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Selanjutnya, BBTN menargetkan mendapat pernyataan efektif dari OJK pada 20 Oktober. Adapun recording date pemegang saham yang berhak atas Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dijadwalkan pada 1 November.

BBTN menjadwalkan periode listing dan perdagangan saham baru atau periode pelaksanaan HMETD berlangsung pada kuartal IV/2022, yakni 3 – 10 November 2022.

2. Bank of India Indonesia

Emiten bank berkode saham BSWD ini akan menerbitkan 1,38 miliar saham baru dengan harga pelaksanaan Rp1.000 per saham. Perseroan memperkirakan jumlah dana yang diterima dalam rights issue tersebut mencapai Rp1,38 triliun.

BSWD menyatakan bahwa 80 persen dana hasil rights issue atau Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas. Sisanya, 20 persen untuk ekspansi kredit dan pembelian surat berharga.

BSWD menargetkan rights issue mendapatkan tanggal efektif dari otoritas pada 8 Agustus 2022. Sementara itu, tanggal terakhir perdagangan saham dengan HMETD (cum-right) di pasar reguler dan negosiasi berlangsung pada 12 Agustus, sedangkan di pasar tunai 16 Agustus 2022.

Selanjutnya, tanggal mulai perdagangan saham tanpa HMETD (ex-right) di pasar reguler dan negosiasi dijadwalkan 15 Agustus, sementara di pasar tunai tanggal 18 Agustus 2022. Adapun, tanggal pencatatan untuk memperoleh HMETD berlangsung pada 16 Agustus.

BSWD mengagendakan distribusi HMETD pada 18 Agustus, kemudian tanggal pencatatan HMETD di Bursa Efek Indonesia berlangsung 19 Agustus 2022. Periode perdagangan HMETD dimulai pada 19 – 25 Agustus 2022.

Sementara itu, periode penyerahan saham hasil pelaksanaan HMETD dijadwalkan pada 23 – 29 Agustus 2022. Adapun, 29 Agustus ditetapkan sebagai tanggal terakhir pembayaran pemesanan pembelian saham tambahan.

3. Bank Neo Commerce

Emiten bank digital ini akan meminta persetujuan kepada para pemegang saham untuk melakukan rights issue dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), yang digelar pada 21 Juli 2022. Nantinya, rapat akan terdiri atas RUPST dan RUPSLB.

Berdasarkan keterbukaan informasi, bank bersandi saham BBYB ini berencana melakukan rights issue sebanyak 5 miliar saham baru. Perseroan juga akan mengajukan persetujuan peningkatan modal ditempatkan dan disetor dalam rangka pelaksanaan PMHMETD VI.

Selain meminta restu rights issue, BBYB akan menyelenggarakan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) alias private placement. Aksi ini dapat dilaksanakan sekaligus atau bertahap dalam waktu 2 tahun, terhitung sejak disetujui RUPSLB.

Sebelumnya, Direktur Utama Bank Neo Commerce Tjandra Gunawan mengungkapkan BBYB tidak hanya sekadar mengejar modal inti yang ditetapkan OJK, melainkan juga memiliki target berupa capital plan yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan bisnis perseroan. 

Dia menyatakan bahwa sekitar 60 – 70 persen dana dari hasil rights issue akan dialokasikan untuk kebutuhan operasional, termasuk investasi dari sisi teknologi. Sementara itu, alokasi dana sebanyak 10 – 15 persen akan ditahan terlebih dahulu.

4. Bank Capital

Perseroan akan melakukan penawaran umum untuk penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu IV (PMHMETD IV) dengan menerbitkan sebanyak-banyaknya 19,96 miliar saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp100 per saham.

Bank Capital menargetkan mengantongi pernyataan efektif pendaftaran pada 19 Juli 2022. Untuk sementara, periode cum HMETD di pasar reguler dan pasar negosiasi dijadwalkan pada 26 Juli 2022, sedangkan ex HMETD di pasar reguler dan pasar negosiasi pada 27 Juli.

Sementara itu, tanggal mulai perdagangan saham tanpa HMETD (ex-right) di pasar reguler dan pasar negosiasi akan berlangsung pada 27 Juli mendatang. Adapun, pelaksanaan ex-right di pasar tunai dijadwalkan pada 29 Juli 2022.

Distribusi HMETD akan dilaksanakan pada 1 Agustus 2022. Kemudian, 2 Agustus menjadi tanggal pencatatan HMETD di bursa. Selanjutnya, manajemen menyatakan periode perdagangan dan pelaksanaan HMETD dimulai pada 2 – 9 Agustus 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini