Rupiah Dibuka Melemah terhadap Dolar AS, Tembus Rp14.900

Bisnis.com,01 Jul 2022, 09:29 WIB
Penulis: Iim Fathimah Timorria
Karyawan menghitung uang rupiah di salah satu kantor cabang BNI di Tangerang Selatan, Banten, Kamis (30/6/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Rupiah dibuka melemah pada pembukaan perdagangan akhir pekan ini, Jumat (1/7/2022). Rupiah turun ke level Rp14.936 per dolar AS.

Berdasarkan data Bloomberg, di pasar spot, rupiah melemah 0,22 persen ke level Rp14.936 per dolar AS pada pukul 09.01 WIB.

Sementara itu, mata uang Asia lainnya dibuka bervariasi, yakni yen Jepang yang naik 0,074persen, won Korea Selatan naik 0,34 persen, yuan China naik 0,04 persen, dan baht Thailand turun 0,40 persen.

Sementara itu, indeks dolar AS hingga pukul 09.04 WIB, menguat 0,11 persen atau 0,11 poin ke level 104,57.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam dalam riset harian mengatakan, dolar AS masih berada di dekat posisi tertinggi dalam dua dekade mengingat permintaan safe-haven lebih tinggi di tengah kekhawatiran terhadap kenaikan suku bunga dan juga resesi global.

Selain itu, terdapat sentimen yang muncul setelah Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde memperingatkan kenaikan inflasi yang tidak diinginkan di zona euro, sementara Gubernur Bank of England Andrew Bailey mendorong kenaikan suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuan berikutnya.

Di Asia-Pasifik, setelah empat bulan, Ibrahim mengatakan aktivitas pabrik kembali berkembang dan menunjukkan indeks manajer pembelian (PMI) naik menjadi 50,2 di bulan Juni dari 49,6 di bulan Mei lalu.

Beralih pada sentimen yang ada di dalam negeri, Ibrahim mengatakan pasar terus memantau perkembangan inflasi pada Juni 2022 yang diperkirakan lebih tinggi jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

“Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Juni 2022 diperkirakan akan mengalami inflasi sebesar 0,57 persen secara bulanan (month to month/mtm),” tulis Ibrahim dalam riset hariannya. Kamis (30/6/2022).

Dengan prediksi tersebut, inflasi Indonesia secara tahunan bisa mencapai 4,2 persen (year on year/yoy).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini