Top 5 News BisnisIndonesia.id: Fraud Klaim Asuransi hingga Obat Kuat Pertamina

Bisnis.com,02 Jul 2022, 07:59 WIB
Penulis: Emanuel B. Caesario
Karyawan berkomunikasi didekat logo beberapa perusahaan asuransi di kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) di Jakarta, Selasa (15/1/2019). Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA — Fraud asuransi tidak hanya terjadi dari perusahaan, tetapi juga nasabah. Salah satu kasus, nasabah memalsukan kematiannya dengan harapan dapat mengantongi nilai klaim dari polis asuransi jiwa yang dimilikinya.

Berita tentang fraud klaim asuransi menjadi salah satu berita pilihan editor BisnisIndonesia.id. Selain berita tersebut, beragam kabar ekonomi dan bisnis yang dikemas secara mendalam dan analitik juga tersaji dari meja redaksi BisnisIndonesia.id

Berikut ini highlight Bisnisindonesia.id, Sabtu (2/7/2022):

  1. Fraud Klaim Asuransi Bak Drakor & Urgensi Daftar Hitam Nasabah

Ada-ada saja cara nasabah untuk mengakali sistem asuransi. Baru-baru ini, kasus sandiwara Wahyu Suhada (35) ramai diperbincangkan. Pada medio kisaran awal Juni 2022, dia merekayasa kematiannya sendiri demi mencairkan manfaat klaim sekitar Rp15 miliar.

Alibinya, Wahyu  tengah frustrasi akibat boncos ketika berinvestasi. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, jalan pintas yang dipilihnya adalah  memalsukan kematiannya sendiri menilik potensi nilai klaim dari empat polis asuransi jiwa miliknya.

Pihak kepolisian Cikarang Pusat yang mendapat laporan, mencium aroma kejanggalan setelah mencari keberadaan Wahyu di Sungai Kalimalang bersama para relawan. Wahyu yang masih hidup dan melarikan diri, kini telah menjadi tersangka tindak pidana laporan palsu.

  1. Menilik Prospek Investasi Properti di Kota 'Paris van Java'

Konektivitas jalan tol memang sangat berpengaruh pada geliat properti. Bila melihat di wilayah Bandung, Jawa Barat, memang sektor properti terus berkembang. Dinamika properti di kota Bandung dan sekitarnya sangat menarik untuk diikuti seiring pesatnya pembangunan infrastruktur jalan dan transportasi.

Saat ini Bandung memiliki sejumlah ruas tol yakni Ruas Tol Purwakarta – Bandung – Cileunyi (Purbaleunyi) yang terhubung dengan Tol Soreang – Pasirkoja (Soroja). Nantinya ruas tersebut juga akan mulai terhubung juga dengan Tol Cileunyi – Sumedang – Dawuan (Cisumdawu).

Ditambah lagi konektivitas jalan tol yang akan dibangun pemerintah yakni Jalan tol Gedebage – Tasikmalaya – Cilacap (Getaci). Sejumlah infrastruktur jalan tol ini tentu akan berdampak makin menggeliatnya pengembangan sektor properti di Bandung.

 

  1. Kejar-kejaran Selesaikan Konstruksi Jalan Tol Sebelum Tahun 2024

Upaya untuk penyelesaian jalan tol terus dikebut. Terlebih, masa pemerintahan Presiden Joko Widodo sebentar lagi tahun 2024 mendatang berakhir. Otomatis sejumlah proyek pembangunan jalan infrastruktur tengah dikebut agar bisa selesai sebelum jabatan pemerintahan berganti.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono pun meminta kepada para anggota Asosiasi Jalan Tol (ATI) untuk bisa menyelesaikan proyek-proyek yang tengah dalam konstruksi sebelum 2024.

Dengan sisa waktu kurang lebih sekitar 2 tahun, seluruh anggota ATI dapat bekerja keras mempercepat penyelesaian konstruksi berbagai ruas jalan tol seperti lanjutan backbone ruas tol Trans Sumatra, ruas tol Trans Jawa, ruas Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) II, ruas Tol Semarang – Demak, ruas Tol Ciawi – Sumedang – Dawuan.

Lalu juga ruas Jogja – Solo, Tol Jogja – Bawen, Tol Gilimanuk – Mengwi, Tol Gedebage – Tasikmalaya – Cilacap, dan termasuk Tol Akses IKN Nusantara di Kaltim.

  1. Boom! Harga Komoditas Dongkrak Surplus APBN Semester I/2022

Di tengah kondisi global yang masih belum menentu Indonesia masih mendapat berkah. Kenaikan harga komoditas global menambah pendapatan Indonesia. Dana tersebut pun menjadi modal yang kuat untuk menghadapi perkembangan ekonomi ke depan di tengah ancaman inflasi tinggi dan resesi yang bisa mendorong stagflasi global.

Kinerja APBN semester I/2022 mencatat Indonesia masih bisa memperoleh surplus hingga Rp73,6 triliun. Capaian tersebut setara dengan 0,39 persen pendapatan domestik bruto (PDB) alias gross domestic product (GDP).

Realisasi pendapatan negara pada semester I/2022 tercatat mencapai Rp1.317,2 triliun atau 58,1 persen dari target Perpres 98/2022. Capaian tersebut menunjukkan pertumbuhan sebesar 48,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

 

  1. Suntikan Rp93,5 Triliun dari Pemerintah Jadi Obat Kuat Pertamina

Upaya keras pemerintah yang secara bertahap terus menyuntikkan dana segar sebagai kompensasi atas penyaluran bahan bakar minyak (BBM) dan elpiji bersubsidi kepada PT Pertamina (Persero) memberikan tenaga baru bagi perusahaan minyak dan gas bumi pelat merah itu.

Ibarat mendapatkan obat kuat, dana kompensasi yang sudah dibayarkan pemerintah untuk 2021 ditambah tahun berjalan hingga April 2022 sebesar Rp93,5 triliun makin memperkuat arus kas Pertamina. Dengan demikian, perseroan sebagai badan usaha milik negara diharapkan dapat terus menjaga ketahanan energi nasional.

Apalagi, sejak awal tahun ini pemerintah terus mempercepat pembayaran kompensasi atas penugasan distribusi BBM dan elpiji subsidi bagi masyarakat. Per April 2022, pemerintah telah membayarkan kompensasi sebesar Rp29,0 triliun.

Kemudian, pemerintah kembali membayar kompensasi penyaluran BBM dan elpiji subsidi yang telah dilakukan tahun lalu sebesar Rp64,5 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Emanuel B. Caesario
Terkini