Dibayangi Sentimen Inflasi dan The Fed, Intip Prospek Transaksi Broker Semester II

Bisnis.com,03 Jul 2022, 18:20 WIB
Penulis: Lorenzo Anugrah Mahardhika
Pengunjung beraktivitas di depan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (23/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti. Dibayangi Sentimen Inflasi dan The Fed, Intip Prospek Transaksi Broker Semester II

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai transaksi broker saham pada semester II/2022 diyakini masih akan tumbuh meski tidak sesignifikan pada paruh pertama tahun ini.

Berdasarkan data Bloomberg yang dikutip Minggu (3/7/2022), nilai total transaksi broker sepanjang semester I/2022 adalah sebesar Rp3.675 triliun.

Associate Director, Chief of Research PT Fokus Finansial Janson Nasrial menjelaskan, nilai dan volume transaksi saham terlihat meningkat tajam khususnya pada kuartal II/2022. Hal ini seiring dengan pergerakan IHSG yang mencapai level all time high di posisi 7.340.

Reli IHSG tersebut utamanya ditopang oleh naiknya harga komoditas seperti minyak kelapa sawit mentah (CPO), batu bara, dan nikel. Hal ini berimbas pada melonjaknya konsumsi domestik yang ikut mengerek naik laba per saham ke kisaran 18 persen – 24 persen dan tingkat pengembalian ekuitas (return on equity) ke posisi 16 persen – 18 persen.

Dia mengatakan, kenaikan tersebut memicu naiknya selera investor domestik untuk masuk ke pasar saham.

Risk appetite investor asing juga meningkat, terlihat dari capital inflow ke saham US$4,5 miliar ytd. Tren ini hanya dinikmati segelintir negara emerging market lain yang juga ditopang harga komoditas, seperti Malaysia, Brasil, dan Thailand,” jelasnya saat dihubungi pada Minggu (3/7/2022).

Ke depannya, Janson memprediksi nilai transaksi broker masih akan meningkat pada semester II/2022. Meski demikian, dia menilai kenaikan ini tidak akan sebesar pada paruh pertama tahun 2022.

Dia mengatakan, selera investor terhadap pasar Indonesia masih cukup tinggi. Hal ini terlihat dari nilai capital inflow yang masih positif hingga akhir Juni lalu.

Menurutnya, sentimen inflasi global dan Indonesia akan sedikit menahan pertumbuhan nilai transaksi broker pada semester II. Pasar juga akan mencermati langkah Bank Indonesia menyikapi kenaikan inflasi dan suku bunga The Fed guna menjaga aliran dana asing yang konstan.

“Menurut saya capital inflow masih akan positif meski secara month to month pertumbuhannya tidak sebesar di semester I/2022,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yustinus Andri DP
Terkini