Ini Alasan Astra International (ASII) Akuisisi Bank Jasa Jakarta Setelah Lepas BNLI

Bisnis.com,04 Jul 2022, 17:27 WIB
Penulis: Rika Anggraeni
Kantor Bank Jasa Jakarta/bjj.co.id

Bisnis.com, JAKARTA –  Emiten perdagangan otomotif, PT Astra International Tbk. (ASII) melalui PT Sedaya Multi Investama mengumumkan bakal menggenggam sebanyak 1,13 juta saham baru atau setara dengan 49,56 persen PT Bank Jasa Jakarta dengan nilai transaksi sebesar Rp3,87 triliun.

Hal itu terungkap dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (4/7/2022). Sekretaris Perusahaan Astra International Gita Tiffani Boer mengatakan bahwa penandatanganan Shares Subscription Agreement atau SSA telah berlangsung pada Jumat (1/7/2022).

 “Tujuan dari rencana transaksi adalah sebagai pengembangan usaha dan investasi SMI [Sedaya Multi Investama],” kata Gita dalam keterbukaan informasi.

Sementara itu, Head of Corporate Investor Relations Astra International Tira Ardianti menyampaikan alasan perseroan mengakuisisi Bank Jasa Jakarta karena ingin ikut serta dalam pengembangan sektor perbankan di Indonesia, serta mendukung tren adopsi digital dan literasi keuangan yang terus meningkat.

“Kami berpandangan bahwa bank digital dapat memungkinkan Astra untuk memperluas pelayanan dan proposition dalam berbagai produk keuangan kepada para pelanggan,” ujar Tira kepada Bisnis, Senin (4/7/2022).

Menurutnya, hal ini sekaligus merupakan cara emiten bersandi saham ASII dalam melengkapi ekosistem bisnis dengan memperkuat proposition jasa keuangan ritel.

Lebih lanjut, Astra berencana ingin menjadikan Bank Jasa Jakarta sebagai bank digital. Sebab, perseroan melihat adanya prospek positif pada industri perbankan digital.

“Rencananya kami ingin mengembangkan penawaran perbankan digital yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia dan pelanggan didalam ekosistem Astra. Rencana ini masih tunduk pada persetujuan OJK [Otoritas Jasa Keuangan],” jelasnya.

Mengutip Laporan Tahunan 2021 pada Senin (4/7/2022), Bank Jasa Jakarta mencatatkan pemenuhan modal inti (tier 1) sebesar Rp2,08 triliun di akhir Desember 2021. Tier 1 perseroan tumbuh 34 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari sebelumnya tercatat Rp1,56 triliun pada periode Desember 2020.

Sejalan dengan transformasi digital, Bank Jasa Jakarta dengan WeLab Sky Limited (Hongkong, China) telah melakukan penandatanganan kerja sama dalam rangka mengembangkan layanan digital Bank Jasa Jakarta ke depan yang lebih luas dan aman.

Masuknya WeLab Sky Limited semakin mempertegas langkah Bank Jasa Jakarta dalam melakukan akselerasi transformasi digital. Dengan demikian, transformasi tersebut akan mendorong peningkatan profitabilitas inklusivitas, dan mempertahankan eksistensi bisnis.

“Transformasi digital Bank Jasa Jakarta yang didukung oleh WeLab Sky Limited diharapkan nantinya akan mengkolaborasikan traditional banking dengan future banking dan diyakini akan menjadi model bisnis yang efisien dan efektif, serta mampu meningkatkan penetrasi dan jangkauan Bank Jasa Jakarta kepada seluruh lapisan masyarakat,” demikian yang dikutip dari Laporan Tahunan 2021 Bank Jasa Jakarta pada Senin (4/7/2022).

Per Desember 2021, WeLab Skay Limited sebagai salah satu pemegang saham (PSP) memiliki porsi kepemilikan sebesar 24 persen, lalu PT Adikarta Graha mengempit 14,77 persen, dan PT Widya Raharja Dharma menggenggam 61,23 persen saham Bank Jasa Jakarta.

Jika menilik dua tahun lalu, tepatnya pada Rabu (20/5/2022), Astra telah melaporkan penyelesaian transaksi atau closing penjualan seluruh saham milik perseroan di PT Bank Permata Tbk. (BNLI) kepada Bangkok Bank Public Company Limited. Dengan demikian, ASII sudah tidak lagi memiliki saham di Bank Permata.

Berdasarkan laporan keuangan Bank Permata per Maret 2020, BNLI merupakan bank BUKU 3 yang tercatat memiliki modal inti (tier 1) sebesar Rp21,03 triliun secara individual.

Saat itu, ASII tercatat mengempit porsi kepemilikan sebanyak 12,49 miliar saham atau 44,56 persen di Bank Permata per 30 April 2020. Adapun, ASII mengantongi Rp16,83 triliun dari total harga penjualan seluruh saham milik perseroan di BNLI atau setara dengan Rp1.346,97 per lembar.

Pengamat menilai fenomena akuisisi bank kecil pun masih akan berlanjut. Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Piter Abdullah menyampaikan selama masih ada bank kecil yang bisa diakuisisi, maka fenomena akuisisi bank kecil masih akan berlanjut.

Piter menilai aksi akuisisi bank-bank kecil umumnya dilakukan oleh bank besar dalam rangka membentuk bank digital yang merupakan bank masa depan. Salah satu strategi membangun bank digital adalah dengan mengakuisisi bank kecil yang kemudian dijadikan bank digital.

Strategi lain adalah mengubah bank induk langsung menjadi bank digital. Ini lebih sulit dan berisiko,” kata Piter.

Tak hanya itu, strategi lain adalah dengan membentuk bank baru. Namun, strategi ini membutuhkan modal yang lebih besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini