Minyak Goreng Curah Harga Rp14.000, Mendag Zulkifli Hasan: Dirilis Besok

Bisnis.com,05 Jul 2022, 17:23 WIB
Penulis: Indra Gunawan
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan memantau harga-harga bahan pokok di Pasar Ciracas, Jakarta Timur pada Selasa (5/7/2022) / JIBI-BISNIS- Indra Gunawan.

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan akan merilis minyak goreng kemasan sederhana merek ‘Minyak Kita’ dengan harga Rp14.000 per liter pada besok, Rabu (6/6/2022).

Minyak Kita tersebut akan didstribusikan ke seluruh Indonesia dengan harga eceran tertinggi (HET) yakni Rp14.000 per liter. Pemerintah pun akan memberi insentif pada produsen minyak goreng agar Minyak Kita bisa harganya bisa sesuai HET hingga ke pelosok Papua.

"Minyak Kita akan segera beredar, besok sudah launching, insya Allah. Kemasan sederhana, harga tetap Rp14.000/liter," kata Zulhas kepada awak media di Pasar Ciracas, Jakarta Timur, Selasa (5/7/2022).

Zulhas mengatakan harga minyak goreng curah di beberapa wilayah seperti Jawa, Sumatera dan Bali sudah sesuai harga eceran tertinggi yaitu Rp14.000 per liter. Adapun di daerah lain seperti Papua dan Maluku yang masih di atas HET, Zulhas beralasan lantaran terkendala dalam masalah logistik.

“Karena yang di papua itu masih tinggi. Rata-rata Rp20.000. Jadi kalo di rata-rata jatuhnya Rp15.000 karena Papua, Maluku, itu memang kita ada masalah logistik. Ongkos mahal kirim apalagi minyak itu berat ongkosnya mahal,” ujar Zulhas.

Sementara itu, Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kemendag, Isy Karim mengatakan bahwa pemerintah akan memberikan insentif tambahan bagi pengusaha minyak goreng curah yang melakukan diatribusi ke wilayah timur Indonesia. Tujuannya untuk penyaluran yang merata dan sesuai HET.

Menurutnya, salah satu insentif yang bakal diterima produsen penyalur Minya Kita adalah konversi ke hak ekspor. Insentif tersebut diberikan kepada produsen yang menyalurkan ke wilayah-wilayah yang harga minyak gorengnya masih di atas HET, terutama Indonesia wilayah timur.

Diantaranya, Bengkulu, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Gorontali, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara. Kemudian, Kalimantan Utara, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, Papua, dan Papua Barat.

"Dari pengalaman sebelumnya ada beberapa daerah produsen minyak goreng ini terkonsentrasi di indonesia bagian barat, sebagian di Kalimantan, dan Sulawesi pun sedikit. Sehingga ada daerah yang sampai saat ini masih minimal sekali penyalurannya," katanya saat ditemui di Pasar Ciracas, Jakarta Timur, Selasa (5/7/2022).

Isy menyebut pendistribusian ini akan mendapat tambahan dengan hitungan indeks. Angkanya bervariatif, mulai dari 1,10 sampai 1,35.

"Maksud angka matriks regionalisasi ini adanya penyesuaian, jadi kalau DMO nya ke satu daerah, misalnya ke Papua, kalau dia menyalurkan 1.000 ton, diitungnya 1.350 ton," jelasnya.

Isy melanjutkan nantinya, produsen yang melakukan distribusi itu bisa mengklaim ekspor 5 kali dari angka penyaluran. Ini mengacu pada aturan yang berlaku saat ini untuk ekspor bahan baku minyak goreng.

Dia menilai jika diserahkan ke mekanisme biasa, produsen cenderung memilih menyalurkan ke daerah-daerah yang mudah dijangkau. Dengan begitu, penyaluran minyak goreng menjadi tak merata.

"Karena dari pengalaman kemarin kalau diserahkan natural mereka lebih memilih daerah yang wilayahnya terjangkau oleh mereka. Sehingga ada kebutuhan daerah tertentu yang belum terpasok. Sehingga kita berikan angka semangat bagi penyalur DMO," ujarnya.

Adapun produsen Minyak Kita sendiri, kata Isy, saat ini sudah 28 produsen yang sudah meneken kerja sama dengan pemerintah. “kemarin yg diberikan izin ada tambah lagi ada 5 atau berapa itu, kan terus bertambah,” lanjut Isy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rio Sandy Pradana
Terkini