Ini Alasan Jasa Marga (JSMR) Lepas 40 Persen Saham Tol MBZ ke Grup Salim

Bisnis.com,05 Jul 2022, 13:48 WIB
Penulis: Muhammad Ridwan
Sejumlah kendaraan memadati ruas jalan tol Jakarta-Cikampek kilometer 47 dan Jalan Layang Mohammed Bin Zayed (MBZ) di Karawang, Jawa Barat, Jumat (29/4/2022). Polri menggeser pintu masuk arus lalu lintas satu arah (one way) dari KM 47 Tol Jakarta-Cikampek ke Gerbang Tol Cikampek Utama (Cikatama) menuju arah timur yang semula dari mulai ruas Tol Jakarta-Cikampek kilometer 47 kini digeser ke Gerbang Tol (GT) Cikampek Utama menuju Tol Kalikangkung kilometer 414 pada H-3 Lebaran 2022./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Proses pelepasan kepemilikan 40 persen saham PT Jasa Marga (Persero) Tbk. atau JSMR di Jalan Tol Sheikh Mohamed Bin Zayed (MBZ) hampir tuntas.

Corporate Communication and Community Development Group Head Jasa Marga Lisye Octaviana menyampaikan bahwa pihaknya mengurangi kepemilikan sahamnya pada PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JJC) dari yang sebelumnya 80 persen menjadi 40 persen kepada PT Marga Utama Nusantara, anak usaha PT Nusantara Infrastructure Tbk. (META) yang merupakan bagian dari grup Salim.

Dia mengatakan proses divestasi tersebut memasuki tahap penandatanganan conditional sale and purchase agreement of shares (CSPA) yang dilakukan pada Kamis (30/6/2022).

“Penyelesaian transaksi masih akan bergantung kepada pemenuhan beberapa persyaratan pendahuluan sebagaimana yang diatur dalam CSPA. Kami berharap, seluruh proses transaksi ini dapat terlaksana dengan lancar sesuai target,” kata Lisye dalam keterangan resmi, Senin (4/7/2022).

Lisye menjelaskan, penandatanganan CSPA tersebut merupakan langkah awal dan wujud komitmen kerja sama strategis antara Jasa Marga dan PT Marga Utama Nusantara dalam pengusahaan Jalan Layang MBZ, melalui PT JJC sebagai Badan Usaha Jalan Tol yang mengelola.

Di samping itu, pelepasan saham tersebut juga dalam rangka mengoptimalkan portofolio bisnis perseroan pada 2022. Untuk itu, Jasa Marga kembali melanjutkan program asset recycling sebagai bagian dari strategi korporasi untuk menyeimbangkan pertumbuhan dan kesinambungan bisnisnya.

“Tentunya dengan selalu menerapkan prinsip-prinsip good corporate governance pada setiap tahapannya, hingga penandatanganan sale and purchase agreement sebagaimana yang direncanakan,” jelas Lisye.

Adapun, Jalan Layang MBZ yang dikelola oleh PT JJC memiliki peran penting dalam jaringan Jalan Tol Trans Jawa sebagai jalur penghubung utama wilayah Jabotabek ke arah timur.

Beroperasinya jalan tol ini memberikan dampak positif terhadap kelancaran jalur Jakarta-Cikampek, dengan bertambahnya kapasitas jalan tol tersebut sehingga terjadi penurunan V/C Ratio yang berpengaruh terhadap peningkatan kecepatan rata-rata dari Simpang Susun Cikunir sampai dengan Karawang Barat.

Dilansir dari laman Kementerian PUPR, pembangunan Jalan Tol Layang Japek, sebelum berganti nama menjadi MBZ, dikerjakan oleh kontraktor PT Waskita Karya (Persero) Tbk. bersama PT Acset Indonusa Tbk. (Kerjasama Operasi). Pengusahaannya dilakukan oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JJC) yang merupakan anak usaha dari PT Jasa Marga (Persero) Tbk dengan nilai investasi sebesar Rp16,2 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fitri Sartina Dewi
Terkini