Tanggal Iduladha 2022 Berbeda, MUI Keluarkan Maklumat. Begini Isinya

Bisnis.com,05 Jul 2022, 06:27 WIB
Penulis: Nancy Junita
Jemaah tarekat Syattariyah melaksanakan shalat Idul Adha 1435 hijriyah di komplek makam Syekh Burhanuddin, Ulakan, Padangpariaman, Sumatra Barat/Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan (Sulsel) mengeluarkan maklumat terkait dua versi Iduladha.

Seperti diketahui, pemerintah menetapkan Iduladha 2022 jatuh pada 10 Juli. Sementara, Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah menetapkan lebih awal, yakni Sabtu tanggal 9 Juli 2022.

Perbedaan waktu itu, membut MUI Sulsel merilis maklumat Nomor: Maklumat-02/DP.P.XXI/VII/2022 tentang lebaran Iduladha 1443 Hijriah.

MUI Sulsel, melalui Sekretaris Umum MUI Sulsel Dr KH Muammar Bakry Lc MA menyampaikan naskah maklumat kepada media, Senin (4/3/2022), dikutip dari laman mui.or.id, Selasa (5/7/2022).

Berikut isi maklumat MUI tentang Lebaran Iduladha 1443 Hijriah

Dengan Rahmat Allah Swt serta salawat dan salam kepada Nabi Muhammad saw, Dewan Pimpinan Wilayah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan menyampaikan beberapa hal dibawah ini:

1. Berdasarkan keputusan pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama Republik Indonesia, menetapkan 1 Dzulhijjah 1443 jatuh pada tanggal 1 Juli 2022, maka hari Raya Iduladha jatuh pada hari Ahad tanggal 10 Juli 2022.

2. Adapun Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah menetapkan lebih awal 1 Dzulhijah pada tanggal 30 Juni 2022, selain itu Pemerintah Arab Saudi juga memutuskan hari Jumat tanggal 8 Juli 2022 adalah Hari Wuquf, sehingga lebaran Iduladha di Arab Saudi Jatuh pada hari Sabtu tanggal 9 Juli 2022.

3. Dua versi Iduladha di atas merupakan Ijtihad dari lembaga yang memiliki otoritas dan kompetensi dalam bidang Falakiyah dalam menetapkan Hilal Bulan Qamariyah, baik melalui metode Rukyah ataupun metode Hisab.

Selain dua metode tersebut, hal yang memungkinkan terjadinya perbedaan karena perbedaan letak geografis satu negara yang menyebabkan terjadinya derajat ketinggian Hilal yang berbeda beda.

4. Mengingat kedaulatan suatu negara dalam menetapkan awal Bulan Qamariyah serta perbedaan metode dalam dua pendekatan yakni Rukyah dan Hisab didasari pada Al-Quran dan Hadis serta Ijtihad para ulama, maka semua pendekatan tersebut mengandung kebenaran.

Karena itu, tidaklah pantas menyalahkan antara satu dengan yang lainnya. Umat Islam disilahkan memilih sesuai dengan keyakinannya. Pilihan itu adalah rahmat bagi umat.

5. Konsekuensi perbedaan lebaran juga berdampak pada perbedaan pandangan tentang Puasa Sunah pada Tanggal 9 Dzulhijjah.

Bagi yang berlebaran pada hari Sabtu tanggal 9 Juli, maka boleh (disunnahkan) berpuasa 9 Dzulhijjah pada hari Jumat tanggal 8 Juli 2022. Bagi yang berlebaran pada hari Ahad tanggal 10 Juli 2022, maka boleh (disunnahkan) berpuasa 9 Dzulhijah pada hari Sabtu tanggal 9 Juli 2022.

6. Selain perbedaan pandang dalam melakukan puasa 9 Dzulhijah, perbedaan juga akan terjadi pada batas akhir hari Tasyrik. Bagi yang berlebaran tanggal 10 Juli, maka hari Tasyrik berakhir pada tanggal 13 Juli 2022.

Demikian maklumat ini dibuat untuk menjadi pedoman bagi umat Islam untuk beribadah dengan khusyuk dan penuh ketenangan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini