Kasus Covid-19 di Singapura Melonjak, Hampir Sentuh 13.000 Kasus Sehari

Bisnis.com,06 Jul 2022, 12:53 WIB
Penulis: Alifian Asmaaysi
Patung Merlion berdiri di depan gedung-gedung pencakar langit di Singapura, Selasa (24/3/2020)./Bloomberg-Wei Leng Tay

Bisnis.com, JAKARTA – Kasus Covid-19 di Singapura kembali mengalami peningkatan. Pada Selasa (5/6/2022) terdapat 12.784 penambahan kasus baru Covid-19 di Singapura. Jika dikalkulasikan, kasus baru harian tersebut bertambah dua kali lipat dari 5.946 kasus pada Senin.

Penambahan kasus ini jadi jadi kasus harian dengan jumlah tertinggi sejak 22 Maret lalu. Bahkan lonjakan kasus yang terjadi pada Selasa kemarin melampaui rekor kasus harian  yang tercatat pada 28 Juni 2022, sebanyak 11.504 kasus.

Jumlah kasus yang terjadi pada Selasa (5/7/2022) mencerminkan lonjakan infeksi terjadi setelah akhir pekan, yang diduga merupakan buntut dari tingginya aktivitas sosial masyarakat yang dilakukan dihari libur. 

Kementerian Kesehatan (Ministry of Health) Singapura melaporkan rasio infeksi yang terjadi di Singapura pada Selasa lalu adalah 1,62. Yang mana, angka lebih dari 1 menunjukkan jumlah kasus baru mingguan Covid-19 meningkat.

Kementerian Kesehatan setempat juga mengatakan terdapat 683 pasien yang tengah dirawat di rumah sakit. Dengan rincian, 16 pasien dalam perawatan intensif dan 77 pasien dalam kondisi membutuhkan dukungan oksigen.

Dilansir dari The Straits Times, lonjakan kasus ini berujung pada dua laporan kematian pasien. Sementara dari kasus lokal baru, sebanyak 802 orang terdeteksi reaktif melalui tes PCR. Dan 11.446 lainnya terdeteksi melalui tes cepat antigen (ART), yang menandakan bahwa para pasien positif Covid-19 tidak dibarengi dengan gejala berat.

Hingga saat ini, Singapura telah mencatat total 1.485.964 kasus Covid-19 dengan 1.421 laporan kematian.

Menteri Kesehatan Ong Ye Kung mengatakan kepada para anggota dewan setempat bahwa Singapura sudah dekat dengan puncak gelombang infeksi Covid-19 saat ini.

Kendati demikian, dirinya mengatakan bahwa gelombang tersebut tidak akan separah gelombang Omicron sebelumnya, karena banyak orang telah memperoleh kekebalan tubuh yang lebih kuat melalui suntikan booster atau pemulihan dari infeksi sebelumnya, yang akan mengurangi penularan virus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Novita Sari Simamora
Terkini