Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Amar Indonesia Tbk. (AMAR) akan melakukan penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu II (PMHMETD II) atau rights issue pada tahun ini sebanyak 3,59 miliar saham biasa atas nama dengan nilai nominal 100 per saham.
Emiten bersandi saham AMAR itu juga telah menetapkan harga pelaksanaan rights issue sebesar Rp280 per saham. Dari aksi korporasi ini, Bank Amar membidik dana segar senilai Rp1 triliun.
Namun, hingga sampai saat ini, Bank Amar belum mengantongi pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Jika melihat keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (23/5/2022), Bank Amar awalnya menjadwalkan akan mendapatkan pernyataan efektif dari OJK pada 30 Juni 2022.
"Belum [mendapatkan pernyataan efektif], masih dalam proses," kata Corporate Communication Bank Amar Maria Firani kepada Bisnis, Rabu (6/7/2022).
Sementara itu, EVP Finance Bank Amar David Wirawan mengatakan bahwa pernyataan efektif aksi penambahan modal melalui skema rights issue perseroan masih dalam tahap proses.
David mengungkapkan dengan rights issue ini, AMAR berharap dapat memenuhi regulasi OJK terkait modal inti dan dengan modal yang semakin kuat.
Berdasarkan laporan keuangan per Maret 2022, Bank Amar tercatat memiliki modal inti (tier I) sebesar Rp2 triliun. Artinya, tier I yang dimiliki AMAR tumbuh 96 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari sebelumnya senilai Rp1 triliun pada posisi yang sama tahun lalu.
"Selain itu, dengan rights issue kami juga dapat memberikan dampak positif yang semakin besar bagi masyarakat Indonesia, utamanya melalui pengembangan teknologi dan ekosistem digital," ujar David.
Dalam aksi ini, Tolaram Group Inc. atau Tolaram sebagai pemegang saham utama sekaligus pemegang saham pengendali (PSP) Bank Amar memiliki hak untuk memperoleh 1,97 miliar saham baru serta menyatakan akan menjadi pembeli siaga. Selain itu, Bank Amar juga akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Rabu (27/7/2022), mulai pukul 14.00 WIB sampai dengan selesai.
Sedikitnya terdapat 5 mata acara RUPST AMAR, antara lain meminta persetujuan laporan tahunan termasuk laporan tugas pengawasan dewan komisaris serta pengesahan laporan keuangan perseroan untuk tahun buku 2021.
Lalu, penetapan penggunaan laba bersih tahun lalu. Kemudian, penunjukan kantor akuntan publik dan/atau akuntan publik untuk melakukan audit laporan keuangan perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2022, termasuk audit atas laporan keuangan lain yang dibutuhkan perseroan.
Setelah itu, rapat bakal membahas penetapan remunerasi bagi anggota dewan komisaris dan direksi perseroan untuk tahun buku 2022. Adapun mata acara lainnya, yakni rapat akan membahas laporan pertanggungjawaban realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum terbatas I (PUT I).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel