Wall Street Dibuka Melejit, Klaim Tunjangan Pengangguran Amerika Naik

Bisnis.com,07 Jul 2022, 21:01 WIB
Penulis: Farid Firdaus
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat mengawali perdagangan Kamis (7/7/2022) waktu setempat dengan menguat lantaran investor mencermati data tenaga kerja AS terbaru.

Berdasarkan data Bloomberg pada 20.35 WIB, indeks Dow Jones Industrial Average dibuka 0,78 persen atau 241,98 poin ke 31.279,66, S&P 500 menguat 0,92 persen atau 35,43 poin ke 3.880,51, dan Nasdaq melesat 1,04 persen atau 118,56 poin ke 11.480,41.

Klaim pengangguran awal (initial jobless claims) secara tak terduga naik lebih tinggi minggu lalu sebagai tanda pasar tenaga kerja AS mungkin mendingin di tengah kondisi keuangan yang lebih ketat.

Departemen Tenaga Kerja AS mengumumkan pada Kamis, pengajuan pertama kali untuk asuransi pengangguran di AS berjumlah 235.000 klaim untuk pekan yang berakhir 2 Juli 2022, meningkat 4.000 dari minggu sebelumnya yang sebanyak 231.000 klaim. Adapun para ekonom yang disurvei oleh Bloomberg memperkirakan pembacaan terbaru sekitar 230.000 klaim.

Rilis itu muncul menjelang laporan ketenagakerjaan bulanan pemerintah untuk Juni 2022 yang akan keluar Jumat (8/7/2022) waktu setempat.

Sementara itu, saham Bed Bath & Beyond (BBBY) muncul setelah berita bahwa CEO sementara perusahaan itu membeli saham BBBY dan saham GameStop (GME) naik lebih dari 6 persen menjelang pembukaan setelah perusahaan video game dan meme-stock kesayangan ini mengumumkan rencana pemecahan saham atau stock split.

Tesla (TSLA), Amazon (AMZN), dan Shopify (SHOP) juga baru-baru ini mengumumkan pemecahan saham, yang meningkatkan jumlah saham perusahaan untuk memberikan lebih banyak akses kepada investor untuk membeli tanpa mengubah kapitalisasi pasar.

Di pasar komoditas, minyak mentah naik tipis tetapi terus melayang di bawah US$100 per barel setelah jatuh di bawah ambang batas itu untuk pertama kalinya sejak pertengahan Mei pada Selasa (6/7/2022).

Adapun imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun bertahan di 2,9 persen menyusul penurunan dari tertinggi dekade terakhir lebih dari 3,4 persen pada pertengahan Juni 2022.

Lebih lanjut pembacaan risalah pertemuan 14-15 Juni Federal Reserve menegaskan bank sentral AS berkomitmen untuk melakukan intervensi yang diperlukan untuk mengendalikan inflasi.

“Para peserta sepakat bahwa prospek ekonomi memerlukan kebijakan yang membatasi, dan mereka mengakui kemungkinan bahwa sikap yang lebih ketat dapat dilakukan jika tekanan inflasi yang tinggi terus berlanjut," bunyi risalah rapat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Farid Firdaus
Terkini