Arsjad Rasjid: Ekonomi Digital Hadapi Tantangan Infrastruktur dan Tenaga Kerja

Bisnis.com,07 Jul 2022, 22:41 WIB
Penulis: Wibi Pangestu Pratama
Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid/Kadin.id

Bisnis.com, JAKARTA — Penguatan ekonomi digital di Indonesia setidaknya menghadapi dua tantangan utama, dari sisi infrastruktur dan keterampilan tenaga kerja. Pengembangan perlu dilakukan setelah perekonomian terpukul oleh pandemi Covid-19.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Arsjad Rasjid dalam gelaran B20-G20 Dialogue Digitalization Task Force, yang berlangsung pada Kamis (7/7/2022) malam di Jakarta.

Di hadapan sejumlah pengusaha sektor teknologi berserta Menteri Komunikasi dan Informatika, Arsjad menyebut bahwa perekonomian Indonesia dapat tumbuh hingga US$150 juta per tahunnya pada 2025 jika mendorong adaptasi digital.

Potensi itu bukan tanpa tantangan. Dia menyebut bahwa Indonesia masih berjibaku menyelesaikan berbagai tantangan, terutama terkait infrastruktur dan ketenagakerjaan.

"Tantangan pertama adalah adanya kesenjangan infrastruktur digital. Penetrasi internet tumbuh dengan pesat, tetapi faktanya hanya 36 persen orang dewasa di daerah pinggiran yang dapat mengakses internet," ujar Arsjad pada Kamis (7/7/2022) malam.

Digitalisasi pun belum merata di Indonesia, di mana penetrasi internet berkaitan erat dengan pendapatan per kapita, yakni penetrasi tercatat kurang di daerah yang miskin. Menurutnya, hanya wilayah dengan populasi padat, seperti Jakarta dan Yogyakarta yang tingkat penetrasinya di atas 45 persen.

Tantangan kedua, menurut Arsjad, adalah kurangnya kecakapan digital di banyak orang. Indonesia bahkan berpotensi kekurangan sembilan juta pekerja di sektor teknologi komunikasi karena rendahnya kecakapan digital itu.

Arsjad menyebut bahwa Indonesia hanya menghasilkan sedikit lulusan di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika. Imbasnya, perusahaan teknologi yang berkembang pesat kesulitan dalam menyerap talenta lokal, sehingga efek bagi perekonomian tidak mencapai titik maksimal.

"75 persen dari perusahaan teknologi terbesar di Indonesia menyatakan bahwa merekrut talenta dalam negeri itu sulit, dan 50 persen menyatakan bahwa mempertahankan bakat teknologi dari talenta dalam negeri itu sulit," kata Arsjad.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Farid Firdaus
Terkini