Luhut Beberkan Biang Keladi Harga TBS Anjlok, Apa Saja?

Bisnis.com,08 Jul 2022, 06:48 WIB
Penulis: Indra Gunawan
Pekerja memindahkan tandan buah segar sawit./Sanjit Das-Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan membeberkan sejumlah faktor yang diyakininya sebagai biang kerok merosotnya harga tandan buah segar (TBS) sawit.

Luhut mengatakan, harga TBS sangat terkait dengan kondisi pasar global. Dimulai dari negara-negara yang mulai resesi dan perang Ukraina dan Rusia berdampak pada harga sawit.

"Memang enggak gampang untuk menaikan harga TBS itu karena kondisi pasar global juga," katanya, dalam Pertemuan Koordinasi Asosiasi Kabupaten Penghasil Sawit Indonesia (AKPSI) di Hotel Sahid, Jakarta Pusat, Kamis (7/7/2022).

Apalagi, ujar dia, semakin parah akibat adanya negara-negara seperti Ukraina yang menaikkan penjualan minyak biji bunga matahari. Walakin, permintaan akan minyak sawit jadi menurun dan stabilisasi harga menjadi sulit.

"Selama ini harga minyak di Ukraina, minyak sunflower, biji bunga matahari itu kan sudah lama tak terekspor berapa bulan tuh? 4-5 bulan kan. Sekarang dia turunin pajak dia bawah ekspor pengaruh-lah ke yang lain," tuturnya.

Luhut pun mengaku tak bisa memprediksi kenaikan harga TBS. Dia mengatakan akan melihat perkembangan ekspor minyak biji bunga matahari tersebut.

"Nggak bisa ngomong sekarang, kita harus lihat Ukraina, dia kan cadangan sunflowernya gede sekali tuh nggak terekspor kan. Sekarang dibuka, pajaknya dikurangi dia. Maka itu kita harus cari ekuilibrium dan tak gampang," kata dia.

Namun, kata dia, untuk mempercepat kenaikkan harga TBS, pemerintah akan menurunkan pungutan ekspor minyak sawit mentah (CPO). Sebab, jika CPO terserap ekspor otomatis permintaan TBS bakal meningkat. Luhut pun menargetkan dalam 2 minggu ini ekspor CPO akan kembali lancar.

“Nah kita coba 2 minggu dari sekarang pertengahan ekspor mulai lancar. Tidak hanya itu saja, tadi malam saya bicara pada Menteri Keuangan PE [pungutan ekspor]-nya akan kita bawa sampai ke bawah. Kita kasih insentif untuk ekspor. Kalau ekspor tangkinya kosong dia ambil TBS, nanti TBS harganya naik,” ujar Luhut.

Sebelumnya, AKPSI mendesak pemerintah menormalkan harga tandan buah segar (TBS) sawit yang kini merosot tajam. Menurut APKSI, saat ini harga TBS sawit di petani sudah di bawah Rp1.000 per kilogram.

“Meminta kepada pemerintah pusat untuk segera melakukan normalisasi harga TBS sawit, paling lambat 2 minggu ke depan melalui tata kelola ekspor CPO dengan memperhatikan kepentingan perkebunan perusahaan dan pemerintah,” ujar Ketua AKPSI Yulhaidir dalam pertemuan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Amanda Kusumawardhani
Terkini