Boris Johnson Hanya Akan Bertahan Sebagai PM Inggris Sementara

Bisnis.com,08 Jul 2022, 06:08 WIB
Penulis: Nancy Junita
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berjalan usai memberikan pernyataan pers di halaman kantornya di Jalan Downing Nomor 10, London, Inggris, Kamis (7/7/2022). Boris Johnson menyatakan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Perdana Menteri Inggris, menyusul desakan dan seruan dari rekan-rekan menteri dan anggota parlemen di Partai Konservatifnya, seperti yang dilansir Kantor Berita Reuters Kamis (7/7) waktu setempat./Antara-Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Kabinet yang baru terbentuk setuju Boris Johnson hanya akan bertahan sebagai Perdana Menteri (PM) Inggris sementara.

Dikutip dari BBC.com, Jumat (8/7/2022), Boris Johnson mengumumkan pengunduran dirinya, tetapi mengatakan ingin tetap sebagai PM sampai Partai Konservatif memilih pemimpin baru.

Jadwal suksesi akan diumumkan oleh Komite 1922 anggota parlemen minggu depan.

Tetapi beberapa anggota Partai Konservatif, seperti Lord Michael Heseltine dan mantan PM Inggris  Sir John Major, telah meminta Boris Johnson untuk meninggalkan kursi PM Inggris demi kebaikan negara.

Partai Buruh juga mengatakan Boris Johnson harus meninggalkan jabatannya, dengan mengatakan mereka dapat mencoba mengajukan mosi tidak percaya di Parlemen.

Sementara itu, pihak Downing Street 10 telah mengumumkan 12  menteri baru yang ditunjuk untuk mengisi kekosongan yang tersisa setelah pengunduran diri massal minggu ini.

Menteri Luar Negeri Liz Truss - calon calon pemimpin yang  diam selama berhari-hari - mengatakan partainya perlu terus memerintah sampai pemimpin baru ditemukan.

Pada sisi lain, proses pemilihan Ketua Partai Buruh sudah mulai berlangsung. Sekretaris Transportasi Grant Shapps dan mantan Sekretaris Kesehatan Sajid Javid mempertimbangkan untuk mencalonkan diri dalam kontes kepemimpinan Konservatif.

Adapun, Jaksa Agung Suella Braverman, Tonbridge dan anggota parlemen Malling Tom Tugendhat, juga mengajukan diri.

Dalam pertemuan dengan anggota kabinet barunya, Johnson mengatakan "keputusan fiskal besar" akan diserahkan kepada perdana menteri berikutnya dan pemerintah "tidak akan berusaha untuk menerapkan kebijakan baru".

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini