Presiden dan PM Sri Lanka Mundur, Partai Oposisi Bentuk Pemerintahan Sementara

Bisnis.com,11 Jul 2022, 07:28 WIB
Penulis: John Andhi Oktaveri
Partai-partai oposisi utama Sri Lanka bergerak cepat untuk membentuk pemerintahan sementara, sehari setelah presiden dan perdana menteri memutuskan mundur dari jabatannya. Demonstrasi buntut dari krisis ekonomi di Sri Lanka berujung ricuh dengan kepolisian./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Partai-partai oposisi utama Sri Lanka bergerak cepat untuk membentuk pemerintahan sementara, sehari setelah presiden dan perdana menteri memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya setelah meningkatnya tekanan publik.

Pada Minggu (10/7/2022), para pemimpin dari partai-partai politik oposisi utama bertemu untuk membahas transisi kekuasaan yang efektif, menyusul pengunduran diri Presiden Gotabaya Rajapaksa pada 13 Juli mendatang. 

Dilansir dari TheGuardian, Perdana Menteri sementara Ranil Wickremesinghe, yang baru menjabat sejak Mei, juga setuju untuk mundur jika pemerintahan sementara dari semua partai dapat dibentuk untuk mengambil alih negara.

Wickremesinghe, yang kediaman pribadinya dibakar oleh pengunjuk rasa pada Sabtu, menekankan bahwa negara itu menghadapi masa-masa kritis dan membutuhkan pemerintahan yang stabil.

Wimal Weerawansa, seorang anggota parlemen yang sebelumnya bergabung dengan partai yang berkuasa tetapi memisahkan diri karena ekonomi negara itu runtuh, mengatakan bahwa partai-partai oposisi telah  setuju untuk membentuk pemerintahan persatuan dengan partisipasi semua pihak untuk sementara waktu.

Sebuah diskusi disebut masih berlanjut untuk menentukan siapa yang akan menjadi perdana menteri dan presiden baru.

Pemerintah persatuan kemungkinan hanya akan menjadi tindakan sementara sampai pemilihan parlemen dapat diadakan.

Namun, siapa pun yang mengambil alih negara akan menghadapi jalan yang sulit di depan, terlebih kondisi ekonomi Sri Lanka tidak menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Hal itu diperparah dengan stok bahan bakar dan makanan yang habis.

Mereka juga bisa menghadapi masalah legitimasi publik.

Adapun, hingga saat ini, pengunjuk rasa tetap berada di kediaman Rajapaksa, kantornya di tepi pantai dan rumah perdana menteri. Mereka mengatakan akan tinggal sampai pengunduran diri resmi.

Tentara juga masih bersiaga di sekitar kota dan Kepala Staf Pertahanan Shavendra Silva, menyerukan dukungan publik untuk menjaga hukum dan ketertiban.

Namun, para tentara hanya menyaksikan dari jauh ketika kerumunan orang di kolam taman kediaman Rajapaksa yang luas, bersantai di tempat tidur, hingga berswafoto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianus Doni Tolok
Terkini