Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan multifinance atau leasing PT Indomobil Finance Indonesia mengaku telah menepis kekhawatiran menghadapi potensi gejolak yang berpengaruh terhadap bisnis pembiayaan pada semester II/2022, seperti ancaman inflasi dan kenaikan suku bunga acuan.
Gunawan Effendi, Vice President Director PT Indomobil Multi Jasa Tbk. (IMJS) sekaligus Vice Chairman of Executive Board Indomobil Finance menjelaskan bahwa pihaknya bisa lebih fokus menggenjot penyaluran pembiayaan pada paruh akhir 2022 ini, karena pendanaan dari berbagai sumber sudah berada dalam genggaman.
"Kami punya fleksibilitas dalam memilih sumber pendanaan pada semester II/2022 ini. Sehingga kami bisa lebih leluasa menerapkan strategi penyesuaian margin untuk beberapa segmen bisnis tertentu, dengan cost of fund [biaya dana] yang sama-sama ekonomis," ujarnya ketika dihubungi Bisnis, Selasa (11/7/2022).
Secara terperinci, sumber pendanaan Indomobil Finance dari surat utang terbaru, yaitu Obligasi Berkelanjutan V IMFI Tahap I Tahun 2022 senilai Rp600 miliar telah terealisasi pada awal bulan ini.
Gunawan mengungkap minat investor terhadap penerbitan obligasi Indomobil Finance yang ke-19 kali tersebut begitu positif dan kembali oversubscribed seperti penerbitan beberapa obligasi terdahulu.
Sebagai informasi, Obligasi Berkelanjutan V IMFI Tahap I Tahun 2022 ditawarkan dalam dua seri, di mana Seri A dengan tenor 370 hari memiliki kupon 4,6 persen, sementara Seri B dengan tenor 5 tahun memiliki kupon 7,60 persen.
"Minat dan animo dari investor bondholder terhadap surat utang yang kami terbitkan masih terus tinggi. PUB Obligasi V terbaru kami yang masih berproses, di mana tahap satu mengincar Rp600 miliar, pun sama, oversubscribed sampai tembus Rp3 triliun," ungkapnya.
Selain itu, Gunawan mengungkap Indomobil Finance juga dalam proses memperoleh sumber pendanaan dari pinjaman beberapa bank dalam negeri, serta pinjaman sindikasi dari 13 bank asal Korea, Australia, Malaysia, Singapura, dan China dalam waktu dekat.
"Kepercayaan para investor dan perbankan tersebut merupakan bekal kami menghadapi semester II/2022 sekaligus mengarungi tahun depan. Kami optimistis bisa menyalurkan dana tersebut secara optimal, karena permintaan pembiayaan industri multifinance pun secara umum sedang dalam tren terus meningkat," ujarnya.
Gunawan menjelaskan bahwa sampai semester I/2022, pembiayaan Indomobil Finance berpotensi meningkat double digit ketimbang tahun lalu, bahkan tercatat telah lebih baik ketimbang paruh musim periode 2019.
Kinerja ini secara umum terdorong tren peningkatan permintaan pembiayaan mobil penumpang baru, serta meningkatnya kebutuhan kredit mobil angkut jenis pikap oleh para debitur pelaku usaha.
Tahun ini, Indomobil Finance pun masih membidik pertumbuhan penyaluran pembiayaan baru minimal double digit ketimbang periode lalu. Sebagai perbandingan, realisasi pembiayaan Indomobil Finance sepanjang 2021 mencapai Rp6,6 triliun, tumbuh 124,6 persen (year-on-year/yoy) ketimbang periode 2020.
Pada tutup tahun periode 2021, Indomobil Finance mencatatkan peningkatan total aset menjadi Rp14,17 triliun dari Rp13,56 triliun pada periode sebelumnya. Indomobil Finance pun masih dalam misi mengembalikan total aset menjadi lebih baik ketimbang periode 2019 yang ketika itu senilai Rp15,29 triliun.
Adapun, dari sisi kinerja laba-rugi, pendapatan Indomobil Finance masih dalam tren terus menurun, namun bisa diimbangi oleh efisiensi beban. Sehingga laba bersih periode 2021 tumbuh menjadi Rp114 miliar dari sebelumnya Rp70 miliar pada 2020, namun masih belum setara cuan periode 2019 senilai Rp131 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel