Bisnis.com, JAKARTA – Keterlibatan perbankan dalam proyek energi non-terbarukan alias fosil, selama ini menjadi salah satu sorotan publik. Kalangan perbankan menjadi salah satu pihak yang didesak untuk mengendalikan atau bahkan menghentikan pembiayaan ke proyek energi fosil, yang dinilai menjadi penyebab kerusakan alam.
Padahal, jika ditilik lebih jauh, keuntungan yang diperoleh perbankan dari proyek energi fosil terbilang kecil. Hal itu salah satunya bisa terlihat dari hasil riset terbaru dari Toxic Bond. Adapun, Toxic Bond adalah organisasi masyarakat sipil internasional yang berfokus pada peran yang dimainkan oleh pasar obligasi dunia dalam 'memfasilitasi' kerusakan iklim.
Seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (12/7/2022), Toxic Bond melaporkan, perbankan dunia hanya mengantongi pendapatan dari biaya sebagai underwriter dari penerbitan obligasi perusahaan batu bara, minyak dan gas dalam jumlah yang kecil.