Lonjakan Inflasi AS Bisa Tekan IHSG Besok, Cek Rekomendasi Sahamnya

Bisnis.com,13 Jul 2022, 20:03 WIB
Penulis: Lorenzo Anugrah Mahardhika
Pekerja melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (11/7/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan melanjutkan koreksi pada perdagangan besok, Kamis (14/7/2022) di tengah sentimen lonjakan inflasi AS.

IHSG ditutup pada posisi 6.640,99, atau turun 1,15 persen pada Rabu (13/7/2022). Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada rentang 6.636,04 - 6.727,92.

Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan dalam risetnya menjelaskan, IHSG ditutup melemah setelah bergerak dalam area negatif sejak awals esi perdagangan dipengaruhi kekhawatiran akan kenaikan suku bunga akhir bulan ini serta didorong pelemahan bursa saham secara global.

Dennies memprediksi IHSG akan melemah pada perdagangan besok. Secara teknikal, candlestick membentuk longblack body dengan stochastic membentuk deadcross mengindikasikan potensi pelemahan dengan rentang mencapai support lower bolinger band.

"Investor akan mencermati beberapa data ekonomi yang diperkirakan dapat mempengaruhi kebijakan suku bunga akhir bulan ini," jelas Dennies.

Selanjutnya, Dennies memperkirakan IHSG bergerak pada level support 6.576 dan 6.608 serta resistance 6.699 dan 6.758.

Adapun beberapa saham yang menjadi rekomendasi Dennies untuk perdagangan besok adalah sebagai berikut:

ADRO Adaro Energy Tbk (Target Price: 3,050 – 3,100)
Entry Level: 2,900 – 2,940
Stop Loss: 2,870
Candlestick membentuk higher high dan higher low dengan stochastic membentuk goldencross mengindikasikan potensi penguatan.

TOWR Sarana Menara Nusantara Tbk (Target Price: 1,190 – 1,220)
Entry Level: 1,100 – 1,130
Stop Loss: 1,080
Mengalami koreksi akan uji support trend penguatan.

EXCL XL Axiata Tbk (Target Price: 2,390 – 2,440)
Entry Level: 2,270 – 2,320
Stop Loss: 2,250
Bergerak di sekitar support trend konsolidasi dengan stochastic di area oversold mengindikasikan potensi rebound jangka pendek.

Sementara itu, Bursa berjangka AS seperti S&P 500 Futures dan Dow Jones Futures anjlok karena pasar merespons rilis data inflasi AS yang mencapai 9,1 persen.

Saham berjangka AS dibanting pada Rabu pagi waktu setempat (malam WIB) setelah laporan inflasi yang lebih panas dari perkiraan untuk bulan Juni, mengutip Yahoo Finance.

Pada bulan Juni, inflasi naik 9,1 persen, level terbesar sejak November 1981 dan jauh di atas perkiraan 8,8 persen dari konsensus analis.

S&P 500 berjangka turun lebih dari 1 persen, Nasdaq berjangka turun 1,8 persen, sementara Dow berjangka turun 0,8 persen.

"Untuk pasar yang telah menghadapi ketakutan resesi, saya pikir minggu ini akan membawa ketakutan baru tentang peningkatan inflasi," Kepala Ekonom Deutsche Bank AS Matthew Luzzetti mengatakan awal pekan ini.

Inflasi AS pada periode Juni diharapkan untuk menginformasikan langkah kebijakan Federal Reserve berikutnya karena mereka memperketat kebijakan moneter dalam upaya untuk memulihkan stabilitas harga.

Bank sentral AS diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin lagi pada pertemuan penetapan kebijakan berikutnya pada pertemuan 26-27 Juli 2022.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini