Konten Premium

Historia Bisnis: Kegamangan Emiten Sawit Grup Salim (LSIP) antara CPO dan Karet

Bisnis.com,13 Jul 2022, 14:20 WIB
Penulis: Reni Lestari & Hadijah Alaydrus
Pekerja menata kelapa sawit saat panen di kawasan Kemang, Kabupaten Bogor, Minggu (30/8/2020). Badan Litbang Kementerian ESDM memulai kajian kelayakan pemanfaatan minyak nabati murni (crude palm oil/CPO) untuk pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) hingga Desember 2020. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Kontribusi komoditas karet terhadap pendapatan emiten sawit Grup Salim PT PP London Sumatra Tbk. (LSIP) terus menurun pada akhir dua dekade lalu. Namun, perkebunan karet perseroan seluas 17.330 hektare saat itu, tak bisa dinafikan menjadi mesin cuan selain dari segmen crude palm oil (CPO).

Harian Bisnis Indonesia pada Selasa, 13 Juli 2010, mencatat persentase kebun karet milik LSIP terhadap total perkebunan perseroan mencapai 17 persen. Adapun sisanya, didominasi perkebunan sawit seluas 79.268 hektare atau 79 persen.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan kuartal I/2010, kenaikan penjualan perseroan tercatat sebesar 10,06 persen dari Rp618,08 miliar pada kuartal I/2009 menjadi Rp680,24 miliar. Pertumbuhan itu terutama dimotori kenaikan harga penjualan rata-rata karet dan kenaikan volume penjualan bibit sawit Sumbio.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

  Konten Premium

Anda sedang membaca Konten Premium

Silakan daftar GRATIS atau LOGIN untuk melanjutkan membaca artikel ini.

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Reni Lestari
Terkini