Industri Tekstil Digempur Barang Impor, Ekonom: Coba Strategi Ini

Bisnis.com,13 Jul 2022, 19:18 WIB
Penulis: Rahmad Fauzan
Ilustrasi industri tekstil

Bisnis.com, JAKARTA - Kalangan ekonom menilai pemerintah bisa menerapkan sejumlah strategi untuk melindungi industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dari gempuran produk impor.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bima Yudhistira mengatakan setidaknya ada 2 strategi yang bisa diterapkan pemerintah sebagai intervensi terkait dengan upaya tersebut.

"Pertama, melalui kebijakan safeguard. Harus ada safeguard untuk melindungi produk lokal dalam menghadapi gempuran impor," kata Bhima, Rabu (13/7/2022).

Kedua, kementerian teknis terkait bisa mengintervensi melalui aturan baru.

Sebagai contoh, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dapat mengatur wajib impor bagi pengadaan seragam sekolah untuk mengoptimalkan potensi ekonomi pada momentum tahun ajaran baru.

"Misalnya, Kemendikbudristek bisa menambah aturan baru bahwa seragam sekolah dari SD sampai dengan SMA wajib TKDN sebesar 60 - 70 persen," kata Bhima.

Kendati tidak serta merta dapat diterapkan kepada semua unit pendidikan, khususnya sekolah swasta, tapi setidaknya aturan terimplementasi di sekolah negeri sehingga bisa mendukung industri dalam negeri.

Selain itu, sambungnya, perihal seragam sekolah merupakan hal sederhana yang semestinya bisa diatur pemerintah. Dengan demikian, momentum tahun ajaran baru bisa meningkatkan omset industri TPT nasional.

Belakangan, barang-barang impor kembali menggerus pangsa pasar produk tekstil nasional yang berharap bisa meraup cuan dari momen dimulainya tahun ajaran baru sekolah.

Redma mengatakan pangsa pasar produk tekstil nasional untuk segmen seragam sekolah tergerus lebih dari separuh karena maraknya barang-barang impor yang beredar di Tanah Air.

Omzet pasar seragam sekolah di Indonesia sekitar 5 persen dari konsumsi tekstil nasional dalam 1 tahun. Dengan volume produk sekitar 100 ribu ton.

Produk seragam sekolah mulai beredar di pasaran pada pengujung kuartal II/2022 atau menjelang dimulainya semester baru pada Juli 2022. Produk mulai beredar di pasaran pada akhir Juni 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rio Sandy Pradana
Terkini