Ekspor Melambat, Defisit Neraca Perdagangan Inggris Mei 2022 Melebar

Bisnis.com,13 Jul 2022, 18:30 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Warga Inggris mengisi bahan bakar di salah satu stasiun pengisian bahan bakar./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Defisit neraca perdagangan Inggris melebar pada bulan Mei 2022 karena pertumbuhan ekspor barang ke Uni Eropa melambat.

Dilansir Bloomberg pada Rabu (13/7/2022), Kantor Statistik Nasional mencatat defisit keseluruhan barang dan jasa mencapai 27,9 miliar poundsterling dalam tiga bulan hingga Mei, naik 8,6 miliar pound dari tiga bulan sebelumnya.

Dalam tiga bulan hingga Mei, total impor meningkat sebesar 20,2 miliar poundsterling menjadi 205 miliar poundstrling, sementara total ekspor meningkat hanya 11,6 miliar menjadi 177 miliar poundsterling.

Pertumbuhan ekspor barang ke UE menjadi batu sandungan karena naik naik hanya 2,6 persen pada bulan Mei dibandingkan dengan pertumbuhan ekspor sebesar 12,7 persen ke seluruh dunia.

Data ini menunjukkan menunjukkan kinerja perdagangan Inggris yang terus memburuk, ditandai dengan defisit neraca berjalan kuartalan terburuk sejak pencatatan dimulai.

Penurunan poundsterling di bawah US$1,20 menunjukkan sedikit tanda untuk meningkatkan daya saing perdagangan Inggris. Ekspor meningkat, tetapi impor naik lebih tajam. Ini mata uang berada di bawah tekanan.

Perdagangan dengan UE telah menjadi masalah sejak Brexit pada tahun 2021. Keluarnya Inggris dari pasar bersama membuat barang harus melalui pemeriksaan perbatasan, sehingga importir dan eksportir frustrasi dengan penundaan dan pengurusan dokumen. Studi ekonomi telah menunjukkan bahwa Inggris kehilangan kekuatan ekspor secara relatif di UE.

William Bain, kepala perdagangan di Kamar Dagang Inggris, mengatakan defisit yang melebar menunjukkan perhatian dan bahwa kinerja pertumbuhan ekspor barang dan jasa diperlukan untuk mengatasi defisit.

Ekspor mesin dan peralatan transportasi ke UE, serta bahan bakar, menguat pada Mei karena Inggris meningkatkan upaya untuk memasok persenjataan dan gas alam ke benua itu. Namun hal itu lebih diimbangi oleh faktor lain, termasuk kenaikan harga pangan impor.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini