Kegiatan Dunia Usaha Meningkat di Kuartal II/2022, Tertinggi Sektor Ini

Bisnis.com,14 Jul 2022, 16:36 WIB
Penulis: Maria Elena
Pekerja menggergaji log kayu sengon menjadi menjadi produk papan sirap di sentra industri kayu olahan di Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (17/7/2021). /Antara Foto-Destyan Sujarwoko-nz

Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) mencatat kegiatan dunia usaha pada kuartal II/2022 mengalami kenaikan, sejalan dengan aktivitas perekonomian yang meningkat.

Hal ini tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 14,13 persen, lebih tinggi dari SBT pada kuartal I/2022 sebesar 8,71 persen.

“Peningkatan kinerja usaha terindikasi terutama pada sektor industri pengolahan, perdagangan, hotel, dan restoran, serta pengangkutan dan komunikasi,” kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono melalui keterangan resmi, Kamis (14/7/2022).

Erwin menjelaskan, peningkatan kegiatan dunia usaha pada kuartal II/2022 sejalan dengan pelonggaran kebijakan pembatasan mobilitas di berbagai daerah dan momentum Ramadan yang mendorong permintaan, serta ketersediaan sarana produksi.

Sektor lainnya yang mencatatkan pertumbuhan positif meski melambat, yaitu sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perkirakan khususnya pada subsektor tanaman bahan makanan, sejalan dengan masih berlangsung panen raya di sejumlah daerah sentra pertanian.

Sejalan dengan itu, Erwin menyampaikan bahwa kapasitas produksi terpakai pada kuartal II/2022 tercatat sebesar 73,22 persen, meningkat dari 73,08 peren pada kuartal sebelumnya.

“Penggunaan tenaga kerja terindikasi membaik dan keluar dari fase kontraksi. Kondisi keuangan dunia usaha juga terindikasi membaik dibandingkan dengan periode sebelumnya, khususnya aspek likuiditas dan rentabilitas disertai akses pembiayaan yang lebih mudah,” jelasnya.

Adapun, pada kuartal III/2022, responden memperkirakan kegiatan usaha akan tetap kuat dengan SBT sebesar 13,75 persen.

Perkembangan kegiatan usaha tersebut akan didorong oleh kinerja beberapa sektor seperti sektor pertambangan dan penggalian, dan industri pengolahan, sejalan dengan ketersediaan sarana produksi serta sektor konstruksi sesuai pola historis dan peningkatan permintaan dalam negeri.

Sementara itu, perlambatan diperkirakan terjadi pada sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan khususnya subsektor tanaman bahan makanan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini