Saham PANI Kena Suspensi BEI, Investor Wajib Perhatikan Ini

Bisnis.com,18 Jul 2022, 08:37 WIB
Penulis: Pandu Gumilar
Proses produksi PT Pratama Abadi Nusa Industri Tbk. (PANI)./pratamaabadi.com

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) mensuspensi saham PT Pratama Abadi Nusa Industri Tbk. (PANI) mulai hari ini, Senin (18/7/2022).

BEI menyatakan sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada Saham PT Pratama Abadi Nusa Industri Tbk. (PANI). Maka operator bursa dalam rangka cooling down mengambil langkah suspense.

“PT Bursa Efek Indonesia memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan Saham PT Pratama Abadi Nusa Industri Tbk. (PANI), pada perdagangan tanggal 18 Juli 2022,” tulis Bursa Senin (18/7/2022).

Penghentian sementara perdagangan Saham PANI tersebut dilakukan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai. BEI mesuspensi dengan tujuan untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar.

Dengan demikian, investor bisa mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasinya di saham PT Pratama Abadi Nusa Industri Tbk. (PANI).

“Para pihak yang berkepentingan diharapkan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh Perseroan,” tulis BEI.

Sebelumnya, emiten produsen kemasan kaleng PT Pratama Abadi Nusa Industri Tbk. (PANI) menargetkan pendapatan tumbuh 100 persen setelah melebarkan bisnisnya ke properti dan mengakuisisi PT Bangun Kosambi Sukses (BKS).

Direktur II PT Multi Artha Pratama (MAP) Yohanes Edmond Budiman menuturkan, pihaknya menargetkan pendapatan 100 persen lebih akan datang dari sektor properti pada 2022.

"Untuk 2022, pendapatan kami targetkan minimal 100 persen lebih dari sektor properti dan akan terus meningkat pada tahun-tahun berikutnya," ujar Edmond dalam paparan publik PANI, Rabu (8/6/2022).

Sementara itu, Direktur Utama PANI Prilli Budi Pasravita Soetantyo mengatakan, pihaknya melihat prospek pengembangan bisnis cold storage masih terbuka lebar. Hal ini karena pasar telah terbuka dan permintaan yang meningkat dibandingkan ketika Covid-19.

"Kami melihat ada prospek, apalagi di bisnis cold storage karena sekarang pasar sudah terbuka dan permintaan juga sudah tinggi kembali dibanding saat Covid-19," ujar Prilli.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Pandu Gumilar
Terkini