Hingga Juli 2022, Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak di Sumedang Meningkat

Bisnis.com,18 Jul 2022, 17:08 WIB
Penulis: Dea Andriyawan
Ketua P2TP2A Sumedang Samantha Dewi

Bisnis.com, SUMEDANG - Hingga Juli 2022, kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Sumedang terus meningkat. Setidaknya ada 32 kasus yang saat ini ditangani oleh Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Sumedang.

Ketua P2TP2A Sumedang Samantha Dewi merinci dari jumlah tersebut, 10 kasus tercatat terjadi kepada perempuan dan 22 lainnya kekerasan terhadap anak.

Ia mengklaim, pihaknya sudah menangani kasus-kasus tersebut sekaligus memberikan pendampingan kepada para korban.

"Ini sangat memprihatinkan bahwa kasus kekerasan di Sumedang meningkat," kata Samantha Dewi, di Sumedang, Senin (18/7/2022).

Menurut Dewi, yang memprihatinkan, mayoritas pelaku kekerasan terhadap perempuan dan anak tersebut adalah orang sekitar korban.

"Kami merasa miris, seharusnya lingkungan keluarga atau tetangga menjadi tempat paling aman untuk anak, ini malah menjadi tempat paling tak aman," katanya.

Dewi melanjutkan, ada banyak faktor yang bisa memicu terjadinya kekerasan terhadap perempuan dan anak. Yang paling utama m kata Dewi adalah faktor keluarga.

"Diperhatikan juga pergaulan anak-anak itu. Atau bagaimana anak perempuan harus bersikap kepada ayahnya, dan laki-laki kepada ibunya di rumah. Saya rasa, perlu ditegaskan kapan ada batasnya, jangan terlalu dekat secara fisik antara orang tua laki-laki dan anak perempuan, karena bisa menimbulkan hal-hal tak diinginkan," kata Dewi.

Di samping itu, tentu pemahaman keagamaan sebagai landasan norma perlu diperkuat oleh semua orang tua.

"Di antara yang kami tekankan melalui buku saku pencegahan kekerasan terhadap anak dan perempuan adalah apa yang mesti ditekankan dalam mendidik anak dan bersikap sebagai orang tua," kata Dewi.

Dengan demikian, ia menilai semua orang tua pasti tahu bagaimana cara-cara dasar mendidik anak..

"Misalnya, konsistensi orang tua dalam memperhatikan anak, atau mendorong pendidikan anak di rumah dengan tidak hanya mengandalkan pendidikan di sekolah, pendidikan tentang penyimpangan seksual, pemenuhan kasih sayang supaya anak-anak tidak mencarinya di luar keluarga, hingga keluarga harmonis," katanya. (K34)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ajijah
Terkini