Inflasi Selandia Baru Sentuh 7,3 Persen, Tertinggi dalam 32 Tahun Terakhir

Bisnis.com,18 Jul 2022, 07:47 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Suasana Auckland , Selandia Baru./Antaranews.

Bisnis.com, JAKARTA – Inflasi kuartalan Selandia Baru meningkat ke level tertinggi dalam 32 tahun terakhir dan berada di atas proyeksi sejumlah ekonom.

Dilansir Bloomberg pada Senin (18/7/2022), indeks harga konsumen (CPI) Selandia Baru pada kuartal II/2022 mencapai 7,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy), naik dari 6,9 persen pada kuartal pertama.

Angka ini jauh di ata proyeksi ekonom yang memperkirakan inflasi mencapai 7,1 persen. Sementara itu, CPI kuartal II/2022 naik 1,7 persen dibandingkan kuartal I, melampaui median proyeksi ekonom sebesar 1,5 persen.

Bank-bank sentral di seluruh dunia dengan cepat menaikkan suku bunga untuk mendapatkan kembali kendali atas inflasi, yang meningkat karena permintaan melebihi pasokan di tengah pandemi dan perang di Ukraina.

Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) pekan menaikkan suku bunga acuan Official Cash Rate sebesar 50 basis poin, kenaikan ketiga berturut-turut menjadi 2,5 persen. Bank sentral juga menyatakan akan akan terus mengetatkan kebijakan secar terukur.

Dolar Selandia Baru naik setelah rilis data menjadi 61,78 sen AS pada 11:30 waktu Wellington, naik dari 61,53 sen sebelumnya.

Inflasi tahunan berjalan paling cepat sejak kuartal kedua tahun 1990 yang saat itu mencapai 7,6 persen. RBNZ menargetkan titik tengah suku bunga kisaran 1-3 persen dalam jangka menengah.

Pada bulan Mei, bank sentral memperkirakan inflasi akan mencapai puncaknya pada 7 persen tahun ini kemudian kembali ke puncaknya pada akhir 2023. Namun, RBNZ pekan lalu menyebut ada risiko kenaikan jangka pendek terhadap inflasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini