Lagi, Jepang & China Pangkas Kepemilikan Obligasi Treasury AS

Bisnis.com,19 Jul 2022, 10:14 WIB
Penulis: Newswire
Gedung Federal Reserve Marriner S. Eccles di Washington, D.C., AS, Mingg (10/4/2022). Bloomberg/ Tom Brenner

Bisnis.com, JAKARTA – Kepemilikan obligasi pemerintah AS atau US Treasury oleh Jepang dan China kembali turun pada bulan Mei 2022, ke level terendah sejak awal tahun 2022.

Berdasarkan data Departemen Keuangan AS, kepemilikan obligasi Jepang turun menjadi US$1,212,8 triliun, turun dari US$1.218,5 pada bulan sebelumnya sekaligus level terendah sejak Januari 2020 ketika negara itu menyimpan obligasi pemerintah sebesar US$1,211 triliun.

Sementara itu, surat utang pemerintah AS yang dimiliki China juga turun menjadi US$980,8 pada Mei dari US$1.003 triliun bulan sebelumnya, level terendah sejak Mei 2010 ketika kepemilikannya berada di US$843,7 miliar.

China terbesar kedua di dunia itu telah mengurangi kepemilikan obligasi pemerintah AS selama enam bulan berturut-turut.

Meskipun China dan Jepang menjual obligasi pemerintah AS pada Mei, imbal hasil obligasi pemerintah AS turun. Imbal hasil acuan obligasi pemerintah AS 10-tahun berada di 2,996 persen pada awal Mei, turun sekitar 15 basis poin menjadi 2,844 persen pada akhir bulan.

Secara keseluruhan, kepemilikan asing pada obligasi pemerintah AS turun menjadi US$7,421 triliun pada Mei, terendah sejak Mei 2021, dari US$7,455 triliun dolar AS pada April.

Analis suku bunga senior TD Securities Cennadiy Goldberg mengatakan ini adalah bulan penjualan lagi oleh investor asing. Tapi sepertinya penjualan mulai melambat karena pada Mei pergerakan suku bunga yang lebih tinggi sedikit memudar.

"Jepang dan China melakukan aksi jual yang merupakan kelanjutan dari tren baru-baru ini. Kami mendapat satu bulan lagi penjualan dari Jepang, tetapi jika Anda melihat kecepatannya, pasti ada perlambatan. Tidak seperti yang kita lihat di bulan Maret di akhir tahun fiskal Jepang,” ungkap Goldberg seperti dikutip Antara, Selasa (19/7/2022).

Berdasarkan transaksi, obligasi pemerintah AS melihat arus masuk asing bersih sebesar US$99,84 miliar pada Mei, terbesar sejak Maret 2021, dari arus keluar US$1,153 miliar pada April.

Federal Reserve menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin pada Mei dan pada Juni menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin untuk mengekang inflasi yang sangat kuat.

Investor telah memperkirakan kenaikan suku bunga 75 basis poin lagi pada pertemuan Fed akhir bulan ini.

Di kelas aset lainnya, investor asing mencatatkan aksi jual saham AS pada Mei selama lima bulan berturut-turut sebesar US$9,15 miliar naik dari US$7,04 miliar pada April. Indeks S&P 500 telah turun hampir 20 persen sejak awal tahun.

Obligasi korporasi AS membukukan arus masuk pada Mei sebesar US$4,46 miliar, dibandingkan dengan arus masuk sebesar US$22,5 miliar pada bulan sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini