Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan pembiayaan PT BRI Multifinance Indonesia (BRI Finance) menargetkan pembiayaan konsumen dengan total aset di atas Rp10 triliun pada 2024.
Direktur Utama BRI Finance Azizatun Azhimah mengungkap optimisme pun terus menguat, karena pihaknya kini dipercaya memegang kanal pembiayaan terkait sektor otomotif ekosistem induk usaha, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI).
"Ke depan, perseroan memiliki aspirasi menjadi multifinance yang berfokus pada pembiayaan konsumen dengan total aset di atas Rp10 triliun pada 2024," ujarnya dalam paparan publik virtual terkait penerbitan Obligasi I BRI Finance Tahun 2022 dengan penghimpunan dana Rp700 miliar, Selasa (19/7/2022).
Azizah menjelaskan, saat ini BRI Finance memiliki empat pilar layanan, yaitu pembiayaan multiguna, investasi, modal kerja, serta sewa operasi dan SPK financing. Dirinya mengakui ekosistem terkait sektor otomotif pun merupakan prioritas yang tengah dibidik.
"Sebagai contoh, BRI mengakomodasi kebutuhan kredit bernominal besar dari dealer dan ATPM [agen pemegang merek]. Tapi mitra-mitra di bawah mereka, seperti pembiayaan buat showroom beserta para konsumen pembeli kendaraan, itu BRI Finance yang pegang. Sinergi ini membuat calon debitur potensial yang bisa kami garap sangatlah besar," tambahnya.
Adapun, BRI Finance membidik realisasi penyaluran pembiayaan baru tahun ini menyentuh Rp5 triliun, atau naik sekitar 35 persen (year-on-year/yoy) ketimbang capaian tahun lalu senilai Rp3,7 triliun.
Terkini, BRI Finance telah memiliki produk pembiayaan konsumen yang mencakup mobil baru, mobil bekas, sepeda motor, serta fasilitas dana tunai. Sementara produk pembiayaan untuk pelaku usaha dan korporasi meliputi BRIFCommercial, BRIeFing Solusi Modal Kerja, dan BRIFLEET.
Pembiayaan Konsumen
Direktur Keuangan BRI Finance Willy Halim Sugiardi menjelaskan lebih lanjut bahwa optimisme semakin kuat menilik kinerja aset perseroan tengah dalam tren terus bertumbuh. Tepatnya, dari Rp4,1 triliun pada akhir 2020 menjadi Rp5,3 triliun pada akhir 2021, dan kini mencapai Rp6,3 triliun per Mei 2022.
Pertumbuhan aset turut ditopang pertumbuhan piutang pembiayaan kotor dari Rp3,7 triliun pada akhir 2020 menjadi Rp4,8 triliun pada akhir 2021, kemudian menjadi Rp5,6 triliun per Mei 2022.
Pembiayaan konsumen tampak menjadi faktor utama pendongkrak outstanding kotor BRI Finance. Sebagai gambaran, porsi pembiayaan konsumen dibandingkan dengan pembiayaan komersil BRI Finance pada 2020 masih 35:65 persen, kemudian berbalik menjadi 59:41 persen pada 2021, dan berlanjut 68:32 persen per Mei 2022.
"Hal ini telah sesuai ekspektasi dan sejalan dengan inisiatif strategis perseroan yang mulai berfokus pada pembiayaan konsumen sejak tahun lalu," jelasnya.
Willy mengungkap strategi ini terbukti mampu mendongkrak pendapatan operasional pada periode 2021 menjadi Rp612 miliar atau tumbuh 24 persen yoy ketimbang periode pandemi atau sepanjang 2020. Laba bersih pun mencapai Rp43,2 miliar atau tumbuh berlipat hingga 800 persen yoy ketimbang periode pandemi yang hanya mencapai Rp4,8 miliar.
BRI Finance optimistis masih bisa bertumbuh lagi pada tahun ini, sebab pendapatan per Mei 2022 telah mencapai Rp327 miliar, lebih baik ketimbang periode sama tahun lalu senilai Rp220 miliar. Laba periode berjalan pun menjadi Rp25,1 miliar per Mei 2022, naik dari periode Mei 2021 yang hanya senilai Rp11,1 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel