Bisnis.com, JAKARTA – Spotify ingin menyumbat telinga orang-orang di dunia. Lewat akuisisi deretan perusahaan audio senilai lebih dari US$1 miliar dolar dalam 3 tahun terakhir, mereka mau memastikan kalau semua yang kita dengar dari earphone—lagu, audiobook, podcast—bersumber dari lapisan bisnis perusahaan asal Swedia tersebut.
Ternyata tidak sesederhana itu. Untuk menjadi magnet sambil memastikan bisnisnya tetap bertumbuh, Spotify menyadari bahwa berjualan komoditas audio saja tidak cukup. Itulah mengapa akhir-akhir ini, Anda mungkin mulai melihat video setiap mendengarkan sebagian podcast yang tayang di dalam platform berusia 16 tahun itu.
Fitur video dalam podcast, yang belum genap sebulan dapat dipakai kreator Indonesia, sebenarnya tidak baru-baru amat. Di beberapa negara lain, terobosan yang ditawarkan dengan integrasi lewat platform Anchor (yang juga dimiliki Spotify) ini sudah mengudara sejak April lalu.