Pelaku Logistik Intip Peluang Bisnis Tren Pengiriman Baru

Bisnis.com,20 Jul 2022, 12:41 WIB
Penulis: Dany Saputra
Ilustrasi jasa kurir

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah pelaku usaha logistik menyebut terdapat perubahan tren pengiriman barang antarpelanggan (customer-to-customer/C2C) selama masa pandemi Covid-19.

PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) mencatat bahwa volume pengiriman barang selama semester I/2022 tumbuh 30 persen berkat di antaranya peningkatan tren basis pengiriman barang antarkonsumen (C2C).

"Tren yang ada saat ini adalah basis pengiriman barang yang langsung ke konsumen atau [C to C] yang meningkat. Oleh karena itu, JNE akan terus mengembangkan berbagai hal untuk dapat memenuhi dan menjawab kebutuhan pengiriman customer," terang VP of Marketing JNE Eri Palgunadi melalui keterangan resmi, Selasa (19/7/2022).

Menyambut tren baru tersebut, JNE akan memberikan dukungan pengembangan fasilitas layanan cash on delivery (COD), e-fulfillment, e-payment atau cashless, serta JNE Trucking (JTR).

Senada, RPX One Stop Logistics menilai terdapat peningkatan tren pengiriman barang antarkonsumen. Perusahaan yang awalnya lebih fokus pada pengiriman barang business to business (B2B) tersebut mengatakan pengiriman C2C semakin marak dilayani.

"Jadi dilihat dari dua tahun pergerakan ini, tren volume pengiriman barang sudah lebih merata tidak berdasarkan event [musiman]. Saya lihat pemain C2C ini juga sudah mulai bergerak ke B2B juga," terang CEO RPX Group Taufick D. Mochtar, Selasa (19/7/2022).

Oleh sebab itu, perusahaan pemegang lisensi Federal Express Cooperation (FedEx) di Indonesia ini mulai meningkatkan pelayanan pengiriman barang C2C. Taufick menyebut perusahaannya akan segera meluncurkan aplikasi atau super app logistik terpadu yang bisa melayani pengiriman ekspres, international freight, sampai warehouse (pergudangan).

Taufick mengeklaim aplikasi anyar tersebut akan mempermudah pengiriman C2C dengan menyediakan berbagai layanan logistik pada satu aplikasi terpadu.

"Dengan aplikasi ini kita bisa membantu kebutuhan C2C yang kebetulan memerlukan angkutan yang tidak terlepas hanya last mile. Bisa first mile atau middle mile, serta bisa untuk [pengiriman] barang berat dan juga valuable," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rio Sandy Pradana
Terkini