Grup Bakrie BNBR Kerja Sama Penyediaan Pasokan Nikel

Bisnis.com,21 Jul 2022, 08:15 WIB
Penulis: Annisa Kurniasari Saumi
Dari kiri ke kanan; Komisaris Utama PT Tambang Nikel Sulteng (TNS) Andi Parenrengi, Direktur Utama TNS Ronny Tanusaputra, Gubernur Sulteng Rudy Mastura, Komisaris Utama PT VKTR Teknologi Mobilitas (VKTR) Anindya N. Bakrie, dan Direktur Utama VKTR Gilarsi W. Setijono berpose usai penandatanganan MoU Kerja Sama Penyediaan Pasokan Bijih Nikel, di Palu, Sulteng, Selasa (19/7/2022).

Bisnis.com, JAKARTA - Grup Bakrie, PT Bakrie & Brothers Tbk. (BNBR) melalui anak usahanya, PT VKTR Teknologi Mobilitas (VKTR) menyepakati kerja sama dengan PT Tambang Nikel Sulteng (TNS) dalam upaya penyediaan pasokan bijih nikel.

Direktur Utama VKTR Gilarsi W. Setijono mengatakan, sesuai dengan MoU tersebut, TNS akan menyediakan pasokan bijih nikel yang diperoleh dari proses penambangan yang ramah lingkungan kepada VKTR.

Bijih nikel tersebut rencananya akan diolah oleh perusahaan patungan (joint venture company) antara VKTR dan pihak lain. Adapun, TNS nantinya juga diberikan peluang untuk memiliki saham di dalam perusahaan patungan (joint venture) tersebut.

"Saat ini VKTR terus berupaya untuk mengambil peran dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air, mengingat Indonesia memiliki cadangan bijih nikel sebanyak 25 persen dari seluruh cadangan dunia," kata Gilarsi, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (20/7/2022).

Hilirisasi industri nikel, lanjut Gilarsi, nantinya bisa menjadikan Indonesia pemain utama dalam bidang produksi baterai lithium. Hilirisasi ini tentunya akan meningkatkan nilai tambah ekonomi secara signifikan, jelas Gilarsi.

Menurut Gilarsi, pada 2022 ini pemerintah menargetkan produksi olahan nikel tembus di angka 2,58 juta ton. Target itu bakal ditopang lewat produksi Feronikel sebesar 1,66 juta ton, Nickel Pig Iron 831.000 ton, dan Nickel Matte 82.900 ton.

“Kami berharap, dalam lima tahun ke depan produksi nikel dalam negeri bisa terus meningkat secara berkelanjutan, mengingat melimpahnya cadangan nikel di Indonesia,” ujarnya.

Menurutnya, dengan kecukupan cadangan nikel di Tanah Air, serta dukungan policy yang pro terhadap industri berkelanjutan, pihaknya optimistis Indonesia akan bisa menjadi pemain global yang dominan ke depannya.

Lebih lanjut, di dwal tahun ini, VKTR bersama PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) dan PT Mayasari Bakti, meluncurkan sejumlah 30 unit bus listrik VKTR-BYD sebagai bagian dari armada Transjakarta dan telah hilir mudik di jalanan melayani transportasi warga Jakarta. Ke depan, perseroan akan memperluas jangkauan produk VKTR ke daerah-daerah lain selain DKI Jakarta.

Saat ini, VKTR tengah memacu kerja sama dengan berbagai pihak, sebagai salah satu strategi perseroan untuk melakukan lokalisasi teknologi dan pengembangan ekosistem elektrifikasi transportasi untuk produk-produk manufakturnya.

Selain dengan BYD Auto, VKTR telah menandatangani kerja sama dengan produsen baterai ramah lingkungan asal Inggris BritishVolt, perusahaan karoseri Tri Sakti, perusahaan teknologi heavy mobility dari Inggris Equipmake, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, PT Jasa Sarana, dan sejumlah pihak lainnya.

“Seluruh kerja sama ini dilakukan untuk membangun ekosistem elektrifikasi transportasi di Indonesia secara lengkap, dari hulu hingga ke hilir,” tutur Gilarsi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini