BI Pertahankan Suku Bunga, Ruang Penyaluran Kredit Terbuka

Bisnis.com,21 Jul 2022, 20:10 WIB
Penulis: Dionisio Damara
Karyawan keluar dari pintu salah satu gedung Bank Indonesia di Jakarta, Senin, (20/1/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Langkah Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan pada level 3,5 persen dinilai memberikan ruang bagi perbankan untuk terus memacu penyaluran kredit sepanjang tahun ini.

Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. Yuddy Renaldi menilai bahwa kebijakan bank sentral mencerminkan optimisme. Mulai dari naiknya proyeksi kredit hingga mempertahankan suku bunga BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR).

“Kami melihat optimisme dari kebijakan ini, apalagi pertumbuhan kredit perbankan pun terus bertumbuh sepanjang tahun 2022,” ujar Yuddy kepada Bisnis, Kamis (21/7/2022).

BI memproyeksikan kredit perbankan pada tahun ini dapat tumbuh 9 persen – 11 persen. Perkiraan ini meningkat dari target awal tahun yang dipatok 6 hingga 8 persen. Adapun, realisasi kredit nasional per Juni 2022 telah mencapai dobel digit, yakni 10,66 persen year-on-year (yoy).

“Ditambah dengan tidak naiknya BI7DRR, ini memberikan ruang pertumbuhan lebih banyak bagi perbankan untuk terus menyalurkan kredit karena hal ini diperlukan dalam rangka pemulihan ekonomi nasional,” pungkasnya.

Seiring dengan kebijakan tersebut, Yuddy menyatakan bahwa sejak awal tahun emiten bank bersandi saham BJBR ini telah memproyeksikan pertumbuhan kredit pada level 9 – 10 persen.

Sementara itu, Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk. Lani Darmawan optimistis bahwa kredit perbankan berpotensi tumbuh hingga 10 persen secara tahunan. Proyeksi ini dapat tercapai jika pandemi Covid-19 dapat terkendali.

“Di CIMB Niaga sendiri kredit saat ini tumbuh 9,2 persen pada semester I/2022, terutama didorong oleh kredit ritel dari KPR [kredit perumahan rakyat] dan KKB [kredit kendaraan bermotor], dan juga kredit UMKM,” ujarnya.

Bank sentral mencatat pertumbuhan kredit sebesar 10,66 persen pada Juni 2022 diikuti dengan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL), yang tetap terjaga di kisaran 3,04 persen secara bruto dan 0,85 persen secara neto.

“Perbaikan penyaluran kredit tersebut utamanya ditopang oleh kredit produktif, yaitu kredit modal kerja dan kredit investasi, serta sebagian besar sektor ekonomi,” ujar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.

Pertumbuhan ini tercatat menjadi yang tertinggi sepanjang tahun berjalan. Pada awal 2022, kredit perbankan mengalami pertumbuhan sebesar 5,5 persen yoy, kemudian meningkat menjadi 6,33 persen per Februari dan 6,67 persen yoy pada Maret 2022.

Memasuki April, penyaluran kredit perbankan bertumbuh sebesar 9,1 persen yoy. Adapun, memasuki bulan Mei, realisasi kredit perbankan sedikit menurun menjadi 9,03 persen yoy. 

Perry menjelaskan bahwa dari sisi penawaran, standar penyaluran kredit perbankan saat ini tetap longgar, terutama di sektor industri perdagangan dan pertanian. Kondisi tersebut seiring dengan membaiknya persepsi risiko kredit.

Dari sisi permintaan, pemulihan kinerja korporasi terus berlanjut. Terlihat dari perbaikan penjualan, terutama di sektor perdagangan dan industri. Perbaikan kinerja ini meningkatkan kemampuan membayar dan belanja modal korporasi, serta permintaan pendanaan dari korporasi.

Sementara itu, pertumbuhan kredit usaha mikro kecil dan menengah atau UMKM juga meningkat lebih tinggi yaitu sebesar 17,37 persen yoy pada Juni 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Novita Sari Simamora
Terkini