Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) mengatakan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) BCA tetap terkendali di angka 2,3 persen pada kuartal I/2022.
Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA Hera F. Haryn mengatakan keberhasilan perusahaan dalam menjaga rasio kredit bermasalah juga didukung oleh kebijakan relaksasi restrukturisasi pada kuartal I/2022. Adapun, sektor dan segmen yang menjadi penyumbang terbesar NPL adalah manufaktur dan korporasi.
“Perseroan BCA senantiasa menerapkan disiplin manajemen risiko dalam penyaluran kredit sehingga rasio kredit bermasalah atau non performing loan [NPL] tetap terkendali,” kata Hera kepada Bisnis, Jumat (22/7).
Hera menambahkan di tengah ketidakpastian ekonomi, BCA terus mendorong pengembangan layanan berbasis hybrid, baik online maupun offline, untuk dapat mempertahankan posisi di pasar dan senantiasa bertumbuh.
BCA juga terus berupaya untuk mengadopsi teknologi terkini untuk memberikan solusi dan nilai tambah disertai komitmen untuk memberikan layanan yang baik kepada pelanggan.
Dia mengatakan BCA mengapresiasi respon cepat regulator dalam merelaksasi kebijakan restrukturisasi untuk membantu perbankan dan nasabah. BCA terus melakukan monitoring secara intensif terkait kondisi saat ini menuju pemulihan ekonomi nasional.
“BCA senantiasa berada di sisi nasabah dalam masa pemulihan perekonomian ini, termasuk dengan merestrukturisasi kreditnya sejak awal pandemi,” kata Hera.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel