Peluang Bisnis PLTS Atap Cerah, Startup Komponen Dibutuhkan!

Bisnis.com,23 Jul 2022, 08:22 WIB
Penulis: Dewi Fadhilah Soemanagara
Pekerja membersihkan panel Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Desa Sengkol, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Selasa (2/2/2021)./ANTARA FOTO-Ahmad Subaidi

Bisnis.com, JAKARTA — Bisnis Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap di Indonesia memiliki potensi yang tinggi, khususnya terkait dengan startup komponen listrik bauran energi baru terbarukan (EBT) ke depannya.

Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi mengatakan, bisnis PLTS atap cukup prospektif. Hal ini karena potensi pasar yang semakin meluas.

 “Prospek bisnis PLTS atap cukup cerah, lantaran potensial market pelanggan rumah tangga dan industri cukup besar karena biaya per Kwh lebih murah,” ujar Fahmy saat dihubungi Bisnis, Jumat (22/7/2022).

Namun demikian, biaya investasi awal penggunaan PLTS atap dinilai masih cukup besar. Hal ini karena sebagian besar komponennya masih impor.

Dia berpesan kepada startup yang bergerak di sektor PLTS atap untuk mempertimbangkan beberapa hal, salah satunya untuk mulai memproduksi komponen sendiri untuk mendukung ekosistem bisnis secara keseluruhan.

“Mestinya startup juga masuk ke produksi komponen listrik atap,” imbuh Fahmy.

Sebagai informasi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menerbitkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 26 Tahun 2021 tentang PLTS atap.

Berdasarkan proyeksi yang dilakukan oleh Kementerian ESDM, target PLTS Atap sebesar 3,6 GW akan dilakukan secara bertahap hingga tahun 2025 mendatang.

Xurya, salah satu startup yang bergerak di bidang penyewaan PLTS atap yang didanai oleh perusahaan milik Sandiaga Uno dan Edwin Soeryadjaya, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) menyambut baik adanya potensi tersebut.

VP Marketing Xurya, George Hadi Santoso mengaku optimis dengan target PLTS atap, dan pihaknya kini tengah bekerja sama dengan sektor industri dan komersial dalam proyek penyewaan, instalasi, serta perawatan PLTS atap.

“Kami sedang dalam proses konstruksi dengan Uni-Charm, diharapkan selesai di tahun ini juga. Untuk proyek yang sudah selesai baru-baru ini yaitu PT Arwana Citramulia,” ungkap George kepada Bisnis baru-baru ini.

Manajemen Xurya optimistis perusahaan dapat meraih lebih banyak pelanggan, khususnya perusahaan yang menerapkan environmental, social and governance (ESG) dengan penggunaan sumber energi ramah lingkungan untuk memenuhi target bauran EBT.

Sebagai informasi, saat ini capaian bauran EBT di Indonesia per Juni 2022 sebesar 12,8 persen, dan ditargetkan mencapai 23 persen pada 2025 mendatang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Pandu Gumilar
Terkini
'