Tekan Dampak Inflasi Unilever Plc. Bakal Naikkan Harga Produk

Bisnis.com,26 Jul 2022, 17:35 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Logo Unilever/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Raksasa barang konsumer Unilever Plc. akan menaikkan harga jual sejumlah produknya karena menghadapi lonjakan biaya terbesar dalam beberapa dekade dengan inflasi memukul banyak pasar utamanya.

Dilansir Bloomberg, produsen sabun Dove dan deterjen Surf ini mengatakan mereka membebankan lebih banyak kenaikan biaya kepada pembeli demi membantu mengimbangi lonjakan biayanya akibat inflasi.

Perseroan juga memperkirakan bahwa pertumbuhan penjualan akan melebihi kisaran yang dinyatakan sebelumnya 4,5 persen hingga 6,5 persen. Proyeksi ini menjadi tanda bahwa pembeli siap menerima kenaikan harga produk konsumer yang lebih tinggi.

Unilever mengatakan margin laba operasi setahun penuh akan menjadi sekitar 16 persen. Angka tersebut masih berada dalam kisaran perusahaan. Saham Unilever naik lebih dari 1 persen pada awal perdagangan di London, Inggris.

Unilever adalah salah satu produsen barang konsumer konsumen yang melakukan tindakan penyeimbangan yang hati-hati karena mereka berusaha untuk menaikkan kenaikan harga produk tanpa terlalu banyak menekan penjualan. Perusahaan memperingatkan awal tahun ini bahwa mereka menghadapi inflasi terburuk sejak krisis keuangan dan akan membutuhkan waktu dua tahun untuk kembali mencatat laba seperti tahun 2021.

Unilever mengatakan pada bahwa inflasi menggelembungkan biaya produksi hinga 4,6 miliar euro (US$4,7 miliar) untuk tahun fiskal ini saat ini, dan hanya beberapa produk yang dapat mengimbangi kenaikan tersebut.

“Ini adalah lanskap biaya yang benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Chief Financial Officer Unilever Graeme Pitkethly, seperti dikutip Bloomberg, Selasa (26/7/2022).

Menurut Pitkethly, volume di Unilever mulai turun karena beberapa pembeli mulai beralih dari barang bermerek ke produk berlabel pribadi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Di Eropa, produsen label pribadi telah memperoleh pangsa pasar untuk produk makanan, es krim, dan produk pembersih rumah tangga karena orang-orang berhemat.

Di Amerika Serikat (AS), divisi es krim Unilever, yang memiliki merek Ben & Jerry's dan Magnum, telah menghadapi tekanan yang signifikan karena orang beralih ke merek yang lebih murah.

Analis RBC James Edwardes Jones mengatakan kinerja paruh pertama Unilever tergolong cukup baik. Menurutnya, tidak ada indikasi bahwa gangguan dari reorganisasi manajemen berdampak ke kinerja secara keseluruhan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini