Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (BJBR) atau Bank BJB berkomitmen dan secara konsisten mendorong pelaku UMKM untuk terus berkembang hingga menembus pasar internasional melalui digitalisasi, pemberdayaan dan pembiayaan.
Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi mengatakan hal itu dilakukan dengan meningkatkan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR). Sampai Juni 2022, portofolio penyaluran KUR Bank BJB telah mencapai Rp835 miliar.
Adapun senilai Rp8,2 miliar untuk produk BJB Kredit Mesra. Untuk diketahui, Kredit Mesra merupakan produk pinjaman BJBR untuk usaha produktif tanpa agunan dan tanpa bunga.
“Program ini merupakan kolaborasi Bank BJB dengan Pemprov Jabar yang diinisiasi langsung oleh Gubernur Jabar Ridwan Kamil,” kata Yuddy dalam keterangan tertulis, dikutip pada Selasa (26/7/2022).
Yuddy menyampaikan perseroan melalui program BJB Pesat atau Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Terpadu yang merupakan bagian dari komitmen Bank BJB dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
“Sehingga diharapkan UMKM binaan Bank BJB mampu berdaya saing, naik kelas, sampai akhirnya menjadi UMKM Juara,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Provinsi Jawa Barat Kusmana Hartadji mengatakan UMKM merupakan salah satu roda penggerak ekonomi Indonesia, dan merupakan sektor unggulan karena selalu tumbuh dan meningkat jumlahnya dari tahun ke tahun.
Dalam catatannya, kini Jabar telah memiliki lebih dari 4,5 juta pelaku UMKM di sektor non pertanian. Dengan adanya bantuan dari pemerintah untuk usaha mikro, maka jumlah UMKM menjadi lebih dari 5 juta pelaku yang tersebar di 27 kabupaten/kota.
“Salah satu kontribusi pemulihan ekonomi adalah mendorong UMKM go Global karena dengan memasarkan produk UMKM ke luar negeri maka tidak hanya akan menambah keuntungan untuk pelaku UMKM tapi juga akan memberikan dampak terhadap perekonomian nasional,” ujarnya.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor Jawa Barat Januari sampai dengan Mei 2022 tercatat US$15,71 miliar atau meningkat 18,43 persen dibandingkan periode yang sama di 2021. Hal ini memberikan angin segar bagi perekonomian Jawa Barat.
Kusmana menyampaikan sebagai salah satu provinsi yang memiliki keunggulan komparatif dibandingkan provinsi lain maka Jawa Barat bisa menangkap peluang pasar global melalui produk potensial ekspor antara lain pertanian, perikanan, furniture home decor, makanan dan minuman, herbal produk, serta muslim fesyen.
Namun, lanjutnya, salah satu kendala UMKM melakukan ekspor adalah pada tataran eksekusinya. Menurutnya, banyak pengusaha yang sudah mendapatkan pesanan, akan tetapi tidak dapat memproses pesanan tersebut.
“Karena itu, para pembina dan pelaku UMKM perlu mengetahui tahapan ekspor misalnya setelah mendapat pesanan perlu membuat perjanjian dan perlindungan hukumnya. Kemudian urusan kepabean, sertifikasi yang dipersyaratkan, dan lainnya,” terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel