Harga Minyak Naik ke US$98 per Barel, Masalah Pasokan Belum Usai

Bisnis.com,26 Jul 2022, 10:47 WIB
Penulis: Farid Firdaus
Kilang minyak lepas pantai di Skotlandia/Bloomberg-Jason Alden

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak naik untuk perdangan sesi kedua lantaran tanda-tanda pasar minyak mentah fisik yang ketat mengimbangi kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi.

Mengutip Bloomberg, Selasa (26/7/2022), harga West Texas Intermediate berjangka naik di atas US$97 per barel setelah naik 2,1 persen pada Senin (25/7/2022). Adapun pada 10.46 WIB, harga WTI telah betengger di US$98 per barel atau melonjak 1,59 persen. 

Selisih waktu menunjukkan pasokan yang langka, dan Morgan Stanley mengatakan pasar tetap ketat, meskipun bank investasi itu memangkas perkiraan harga minyak mentahnya tahun ini dan hingga 2023 dengan alasan penurunan proyeksi permintaan.

"Ada masalah pasokan yang jelas dihadapi pasar, yang akan menjaga keseimbangan minyak ketat untuk sisa tahun ini. Investor "berurusan dengan banyak ketidakpastian dan mencoba menemukan arah.” kata Warren Patterson, kepala strategi komoditas di ING Groep NV Singapura.

Minyak telah digelayuti oleh serangan volatilitas baru-baru ini karena investor menyulap prospek penawaran dan permintaan yang bersaing.

Federal Reserve diperkirakan akan menyetujui kenaikan suku bunga besar lainnya pad Rabu (27/7/2022) untuk memerangi lonjakan inflasi, meningkatkan kekhawatiran bahwa AS sedang menuju resesi.

Harga minyak patokan AS masih naik hampir 30 persen tahun ini, sebagian karena arus perdagangan terbalik dari Rusia. Kesenjangan antara WTI dan Brent telah melebar menjadi hampir US$9 per barel, menunjukkan ketatnya pasokan lebih terasa di Eropa daripada di AS. Permintaan bensin Amerika juga telah berkurang.

Pasar yang ketat mungkin mendapatkan sedikit bantuan dari pemulihan produksi Libya tetapi kontribusi negara itu mungkin akan bergejolak mengingat potensi konflik dan kerusuhan berkobar dengan cepat. Pasokan dari produsen OPEC telah naik kembali di atas 1 juta barel per hari.

Pasar sangat terbelakang, pola bullish yang ditandai oleh harga jangka pendek yang memerintahkan harga premium ke harga yang lebih baru. Spread cepat Brent adalah US$5,09 per barel dalam kemunduran, dibandingkan dengan US$3,83 pada awal Juli 2022. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Farid Firdaus
Terkini