Sri Mulyani Proyeksi Suku Bunga Acuan BI7DRR Naik BI7DRR 100 Basis Poin hingga Akhir 2022

Bisnis.com,27 Jul 2022, 19:29 WIB
Penulis: Ni Luh Anggela
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani saat konferensi pers penutupan Finance Minister and Central Bank Governors (FMCBG) G20 Nusa Dua, Bali pada Sabtu (16/7/2022)/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Suku bunga acuan atau BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) diperkirakan akan mengalami kenaikan sekitar 100 basis point hingga akhir 2022.

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN Kita yang digelar secara virtual pada Rabu (27/7/2022).

"BI Rate kita masih di 3,5 persen. Kemungkinan akan mengalami kenaikan sekitar 100 basis point tahun ini sampai akhir tahun," kata bendahara negara tersebut.

Berdasarkan proyeksi analis hingga akhir tahun ini, suku bunga acuan akan naik dari 3,5 persen menjadi 3,75 persen hingga 4,75 persen. US treasury tenor 10 tahun yang saat ini berada di level 2,99 persen juga diproyeksikan naik dua kali lipat hingga 200 basis poin. Demikian halnya dengan tingkat suku bunga SUN 10 tahun yang diprediksi mengalami kenaikan 0,300 basis point atau 6,71 persen hingga 7,75 persen.

"Jadi kalau kita lihat relatif Indonesia bisa mempertahankan level dari interest rate meskipun  tentu saja  dalam situasi dunia yang sedang berguncang," ujarnya.
 
Bank Indonesia dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 20 dan 21 Juli 2022, memutuskan untuk kembali mempertahankan BI7DRR pada tingkat 3,50 persen. Selain itu, BI menetapkan suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25 persen

"Untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) tetap 3,50 persen," kata Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Juni 2022 hari ini, Kamis (23/6/2022), dikutip Rabu (27/7/2022).

Perry menilai, keputusan tersebut sejalan dengan perlunya pengendalian inflasi dan menjaga stabilitas nilai tukar, serta tetap mendukung pertumbuhan ekonomi, di tengah naiknya tekanan eksternal  terkait dengan meningkatnya risiko stagflasi di berbagai negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini