Bisnis.com, JAKARTA - Platform pengajuan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) digital, Ideal, mengumumkan perolehan pendanaan tahap awal (pre-seed funding) sebesar US$ 3,8 juta atau sekitar Rp57,05 miliar (kurs Rp15.014). Pendanaan awal ini dipimpin oleh AC Ventures dan Alpha JWC Ventures.
Co-founder dan CEO IDEAL Albert Surjaudaja mengatakan pendanaan segar ini akan dimanfaatkan Ideal untuk pengembangan produk hingga peningkatan sumber daya manusia (SDM).
“Diantaranya adalah pengembangan produk, rekrutmen, serta memperluas layanan dari primary property ke secondary property dan mortgage refinancing/take-over,” kata Alberl dalam siaran pers, Rabu (27/7/2022).
Albert mengatakan berdasarkan riset dari Bank Indonesia pada 2021, industri kredit kepemilikan rumah (KPR) di Indonesia memiliki nilai US$39 miliar dengan proyeksi pertumbuhan 17 persen CAGR dalam 5 tahun ke depan.
Gen Y dan Gen Z yang dikenal sebagai generasi tech savvy akan mendominasi populasi pekerja dalam sepuluh tahun ke depan, dan diprediksi akan menjadi target utama dari industri properti dan kepemilikan rumah , serta apartemen. Saat ini, 75 persen cara pembayaran pembelian rumah di Indonesia dilakukan melalui KPR, namun mayoritas calon pembeli rumah belum memahami proses pengajuannya.
Calon pembeli sering mengeluhkan rumitnya proses pengajuan KPR. Hal ini disebabkan oleh banyaknya dokumen yang dibutuhkan, proses yang panjang dan tidak terstandarisasi, minimnya proteksi data sensitif, kurang informasi mengenai produk, dan masih banyak lagi.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, lanjutnya, Ideal menyediakan solusi digital untuk mempermudah proses pengajuan KPR bagi calon pembeli rumah di Indonesia. Pengguna nantinya bisa menghitung biaya dan cicilan secara detail. Selain itu, pengguna juga bisa melakukan pengajuan KPR ke beberapa bank sekaligus dalam satu waktu, serta mendapatkan real-time update untuk proses pengajuan KPR-nya.
Dengan model bisnis ini, Ideal akan mendapatkan komisi dari bank dan pengembang properti untuk setiap pengajuan KPR yang berhasil disetujui. Saat ini, fokus produk yang dipasarkan adalah perumahan tangan pertama. Ke depan, perusahaan memperluas layanannya ke perumahan sekunder dan produk refinancing ataupun take-over.
Sementara itu, Founder and Managing Partner AC Ventures Adrian Li mengatakan penetrasi KPR Indonesia saat ini hanya di angka 3 persen dari PDB. Ini masih rendah jika dibandingkan dengan Malaysia dan Singapura yang mencapai 30 persen bahkan lebih tinggi.
“Ini merupakan peluang senilai US$30 miliar jika Indonesia bisa melipatgandakan penetrasi KPR menjadi 6 persen melalui akses finansial yang meningkat,” kata Adrian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel