Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan pembiayaan PT BCA Finance mencatatkan peningkatan total aset dan laba bersih sepanjang semester I/2022. Peningkatan kinerja itu tergambar dalam laporan keuangan BCA Finance per 30 Juni 2022 yang dipublikasikan di Harian Bisnis Indonesia, Rabu (27/7/2022).
Total aset BCA Finance tercatat tumbuh 2,9 persen (year-to-date/ytd) menjadi Rp8,52 triliun dari sebelumnya Rp8,37 triliun per Desember 2021. Komponen piutang pembiayaan konsumen menjadi kontributor utama pertumbuhan, naik dari Rp6,77 triliun pada akhir 2021 menjadi Rp7,35 triliun per Juni 2022.
Direktur Utama BCA Finance Roni Haslim sempat menjelaskan bahwa pertumbuhan outstanding akan sejalan dengan target pembiayaan baru tahun ini senilai Rp28 triliun, atau naik 15 persen (year-on-year/yoy) ketimbang Rp24,4 triliun.
"Kami optimistis mencapai rencana booking [penyaluran pembiayaan baru] sepanjang 2022, sehingga kami bisa mengejar perbaikan aset piutang pembiayaan positif di tahun ini," ujarnya kepada Bisnis beberapa waktu lalu.
Sebagai perbandingan, total aset BCA Finance pada 2019 mencapai Rp10,87 triliun. Era pandemi Covid-19 membuat total aset anjlok menjadi Rp8,53 triliun pada tutup buku 2020. Tren kontraksi aset pun masih berlanjut pada 2021, karena BCA Finance memilih berhati-hati dalam menyalurkan pembiayaan dan fokus membangun aset piutang pembiayaan dengan tingkat kesehatan lebih baik.
Adapun, kinerja laba bersih leasing anak usaha PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) ini mencapai Rp852,6 miliar per Juni 2022, tercatat tumbuh 6 persen (yoy) ketimbang periode sama tahun sebelumnya senilai Rp804,14 miliar.
Kinerja laba tampak terdorong oleh pertumbuhan total pendapatan dari Rp1,66 triliun per Juni 2021 menjadi Rp1,71 triliun per Juni 2022. Komponen penyumbang pertumbuhan, terutama merupakan kontribusi pendapatan pembiayaan konsumen, serta denda dan pendapatan lain-lain.
Di sisi lain, total beban turun tipis dari Rp634,3 miliar menjadi Rp630,4 miliar per Juni 2022. Hampir semua komponen turun, kecuali beban gaji karyawan yang naik dari Rp255 miliar menjadi Rp313 miliar. Sementara penyumbang efisiensi paling signifikan, yaitu komponen cadangan kerugian penurunan nilai piutang dari Rp85,9 miliar menjadi Rp49,6 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel