Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) mengapresiasi respon cepat regulator dalam merelaksasi kebijakan restrukturisasi untuk membantu perbankan dan nasabah melewati masa-masa sulit.
Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA Hera F. Haryn mengatakan BCA senantiasa berada di sisi nasabah dalam menghadapi tantangan perekonomian ini, termasuk dengan merestrukturisasi kreditnya sejak awal pandemi.
Tercatat hingga Juni 2022, BCA membukukan restrukturisasi kredit sebesar Rp72,1 triliun atau sekitar 11 persen dari total kredit. Kredit restrukturisasi tersebut menyusut 26,3 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Adapun pada posisi Desember 2021, kredit restrukturisasi BCA mencapai Rp82,5 triliun. Artinya, secara sepanjang tahun berjalan (year-to-date/ytd), kredit tersebut turun 12,26 persen.
“Sejalan dengan tren restrukturisasi, loan at risk [LAR], dengan juga memperhitungkan restrukturisasi akibat Covid-19, tercatat turun menjadi Rp81 triliun atau 12,3 persen dari total kredit pada Juni 2022,” kata Hera kepada Bisnis, Rabu (27/7/2022).
Emiten bersandi saham BBCA ini secara konsolidasi mengalami pertumbuhan kredit sebesar 13,8 persen yoy menjadi Rp675,4 triliun, dari sebelumnya tercatat Rp593,5 triliun.
Adapun laba bersih perseroan juga tumbuh 24,9 persen yoy dari Rp14,4 triliun menjadi Rp18 triliun di 6 bulan pertama di tahun 2022.
“Pada prinsipnya, BCA senantiasa berkomitmen untuk mempertahankan kinerja fundamental yang solid, kualitas layanan yang prima baik offline maupun online, ketaatan terhadap berbagai aturan dan ketentuan,” tuturnya.
Selain itu, Hera menyampaikan BCA juga berkomitmen terhadap tata kelola usaha yang berkelanjutan, pengembangan solusi perbankan dan produk yang inovatif dan relevan, strategi komunikasi yang semakin efektif, serta soliditas internal BCA di tengah tantangan dan dinamika pasar.
Secara bank only, rasio keuangan BCA, yakni rasio kredit macet atau non performing loan (NPL) berada di level 2,2 persen secara gross. Lalu untuk rasio profitabilitas return on asset (ROA) dan return on equity (ROE) masing-masing naik yang berada di level 3,5 persen dan 19,6 persen, sedangkan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) turun 0,6 persen menjadi 24,7 persen di semester II/2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel