Bisnis.com, JAKARTA — Anak usaha Astra (ASII) di bidang pembiayaan sepeda motor PT Federal International Finance (FIF Group) mencatatkan laba bersih senilai Rp1,5 triliun pada paruh periode 2022.
Berdasarkan laporan keuangan FIF yang dipublikasikan di Harian Bisnis Indonesia, Kamis (28/7/2022), capaian ini tercatat tumbuh 58,8 persen (year-on-year/yoy) ketimbang kinerja laba bersih semester I/2021 senilai Rp948,6 miliar.
Alhasil, leasing khusus sepeda motor merek Honda ini berhasil mempertahankan tren peningkatan laba tengah tahunan dari periode pandemi Covid-19, sekaligus telah lebih baik dibandingkan dengan capaian semester I/2019 yang ketika itu mencapai Rp1,22 triliun.
Kinerja laba tampak disumbangkan oleh efisiensi total beban dari Rp3,2 triliun per Juni 2021 menjadi Rp2,46 triliun per Juni 2022, terutama dari komponen beban bunga dan keuangan, serta komponen penyisihan merugikan penurunan nilai pembiayaan konsumen.
Di sisi lain, total pendapatan masih stagnan di kisaran Rp4,4 triliun, bahkan turun tipis sekitar Rp27 miliar ketimbang capaian semester I/2021. Kinerja ini juga belum setara dengan pendapatan tengah tahunan FIF periode sebelum pandemi yang bisa menyentuh kisaran Rp5 triliun.
Total aset FIF senilai Rp31,91 triliun pun masih turun tipis 2,2 persen (year-to-date/ytd) dibandingkan dengan tutup buku periode 2021. Hal ini tampak disebabkan komponen piutang pembiayaan konsumen yang juga terkoreksi dari Rp30,25 triliun per Desember 2021 menjadi Rp29,91 triliun per Juni 2021.
Direktur Marketing FIFGROUP Antony Sastro Jopoetro mengakui bahwa kinerja keuangan sepanjang paruh awal periode 2022 sebenarnya bisa lebih optimal apabila tidak ada fenomena keterbatasan pasokan unit sepeda motor.
"Ada bulan-bulan tertentu, seperti Mei lalu atau Juli ini, konsumen mau tidak mau harus inden karena stok terbatas. Kami lihat bukan karena produksinya tidak mampu mengimbangi, tapi memang seluruh dunia mengalami, karena keterbatasan komponen chip masih ada pengaruhnya," ujarnya kepada Bisnis, Kamis (28/7/2022).
Anton menjelaskan bahwa keterbatasan unit terutama untuk produk Honda Beat dan Honda Scoopy yang notabene merupakan penopang pangsa pasar pembiayaan FIF. Oleh sebab itu, FIF bahkan memproyeksi kinerja dari sisi jumlah unit sepeda motor tersalurkan boleh jadi stagnan seperti tahun lalu.
Akan tetapi FIF masih optimistis mampu menyalurkan nilai pembiayaan baru lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu, ditopang permintaan varian motor terbaru dengan harga lebih tinggi. Selain itu, kinerja lini bisnis lain, seperti motor bekas, pembiayaan produktif segmen mikro, dan pembiayaan elektronik, pun terus digenjot FIF.
Sebagai gambaran, total penyaluran pembiayaan baru FIF sepanjang 2021 mencapai Rp31,83 triliun. Sekitar 66 persen merupakan kontribusi produk pembiayaan pembelian sepeda motor baru alias FIFASTRA, disusul pembiayaan multiguna beragunan kendaraan atau Danastra dengan porsi 30 persen.
"Permintaan pembiayaan motor baru tahun ini sebenarnya sudah sangat baik. Jadi kami juga siasati agar sebagian konsumen mempertimbangkan menambah DP [uang muka] sedikit, supaya dapat Vario yang unitnya ada. Adapun, peminat Vario dan PCX juga meningkat, sehingga harapannya bisa menopang nilai pembiayaan yang kami salurkan," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel