Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp1,93 Triliun di Semester I/2022

Bisnis.com,28 Jul 2022, 07:07 WIB
Penulis: Rika Anggraeni
Pejalan kaki melintas di dekat logo PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. di Jakarta, Selasa (16/10/2018)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank BTPN Tbk. (BTPN) dan entitas anak meraup laba bersih periode berjalan secara konsolidasian sebesar Rp1,93 triliun hingga akhir Juni 2022.

Berdasarkan publikasi laporan keuangan di Harian Bisnis Indonesia edisi Kamis (28/7/2022), laba BTPN naik 3,2 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari sebelumnya mencetak Rp1,87 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Capaian tersebut ditopang dari pendapatan bunga yang mengalami penyusutan tipis, yakni 0,5 persen (yoy) menjadi Rp7,43 triliun dari sebelumnya Rp7,47 triliun pada Juni 2021. Beban bunga juga ikut menyusut 9,3 persen (yoy) menjadi Rp1,7 triliun. Dari sana, pendapatan bunga bersih emiten bank bersandi saham BTPN ini naik 2,4 persen yoy menjadi Rp5,7 triliun.

Hingga 30 Juni 2022, BTPN telah menyalurkan kredit senilai Rp138,1 triliun. Kredit tersebut tumbuh 10 persen (yoy) dari semula Rp125,52 triliun. Senada, pembiayaan syariah perseroan juga mengalami pertumbuhan sebesar 11 persen (yoy), dari Rp10,04 triliun menjadi Rp11,14 triliun.

Dengan demikian, total aset yang dimiliki BTPN merangkak naik 11 persen (yoy) menjadi Rp195,49 triliun dari semula tercatat Rp175,93 triliun.

Masih secara konsolidasi, BTPN mampu menghimpun dana masyarakat atau dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp103,17 triliun, naik 7 persen yoy dari Rp96,64 triliun. Kenaikan itu berasal dari dana murah atau current account saving account (CASA) berupa giro dan tabungan yang tumbuh 38 persen dari Rp28,28 triliun menjadi Rp38,92 triliun.

Adapun, modal inti atau tier 1 BTPN secara bank only juga mengalami pertumbuhan sebesar 7,5 persen dari Rp26,68 triliun menjadi Rp28,67 triliun pada posisi Juni 2022.

Selanjutnya dari sisi rasio keuangan, rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) BTPN turun dan berada di level 1,25 persen (gross) dan 0,37 persen (net). Sementara untuk net interest margin (NIM) dan beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) masing-masing sebesar 4,08 persen dan 86,33 persen.

Untuk rasio profitabilitas return on asset (ROA) dan return on equity (ROE) berada di level 1,98 persen dan 10 persen. Sementara itu, loan to deposit ratio (LDR) naik dari 144,77 persen menjadi 149,92 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Feni Freycinetia Fitriani
Terkini