Bisnis.com, JAKARTA – Di tengah ketidakpastian domestik maupun global, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. atau BMRI optimistis mampu membukukan laba dengan pertumbuhan double digit hingga akhir tahun ini.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan perseroan melihat peluang untuk masih bisa menumbuhkan bisnis. Hal ini tak terlepas dari makro ekonomi secara nasional yang sangat kuat serta dukungan pemerintah dalam melaksanakan inisiatif untuk menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kondusif.
Selain itu, Darmawan mengungkapkan Chief Economist Bank Mandiri memproyeksikan ekonomi Indonesia akan tetap tumbuh pada kisaran 5,17 persen di tahun ini dan 5,22 persen di tahun depan.
“Kita melihat demand terhadap kredit ini masih terus meningkat. Artinya, kita optimis ekonomi Indonesia akan tetap baik secara makro, sehingga kami juga optimis laba bank mandiri di tahun ini juga akan terus meningkat,” kata Darmawan dalam paparan kinerja Bank Mandiri secara virtual, Kamis (28/7/2022).
Secara bisnis model, lanjut Darmawan, emiten bersandi saham BMRI itu sudah mengedepankan teknologi dan platform digital dengan meluncurkan layanan individual dan retail banking melalui Livin by Mandiri.
Tak hanya itu, Darmawan mengungkapkan perseroan juga mengoptimalkan wholesales super platform yang ditujukan untuk memudahkan dan lebih mengefektifkan transaksi perbankan nasabah-nasabah korporasi.
“Sehingga memang kita sangat optimis pertumbuhan ini tetap bisa double digit sampai dengan tahun 2022 dibandingkan dengan akhir tahun 2021,” tuturnya.
Adapun hingga Juni 2022, Bank Mandiri dan entitas anak membukukan laba bersih sebesar Rp20,2 triliun atau tumbuh 61,7 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari sebelumnya tercatat Rp12,5 triliun.
Raihan laba tersebut ditopang oleh pertumbuhan pada pendapatan bunga bersih yang naik 19 persen yoy menjadi Rp41,8 triliun, serta penyusutan beban bunga sebesar 14,3 persen yoy menjadi Rp11 triliun. Adapun, pendapatan non bunga perseroan juga tumbuh 1 persen yoy, dari Rp15,9 triliun menjadi Rp16,1 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel