Bisnis.com, JAKARTA - Tren pemimpin melarikan diri ke luar negeri di kawasan Asia terus berlanjut setelah Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa terbang ke Singapura pada pertengahan Juli lalu untuk menghindari ancaman dari para pendemo yang tidak puas akibat krisis ekonomi.
Sejumlah alasan menjadi penyebab mengapa sang pemimpin pemerintahan harus hengkang ke luar angeri. Tidak hanya akibat krisis ekonomi seperti yang terjadi pada Rajapaksa, tapi juga ada akibat gerakan rakyat untuk menjatuhkan sang pemimpin yang dituduh korupsi.
Seperti di Filpina pada tahun 1986. Kala itu, negara tersebut dipimpin Ferdinand Marcos. Namun demikian, ada pula penggusuran paksa setelah sang pemimpin dipecat dengan tuduhan korupsi.