Bisnis.com, JAKARTA – Dua bank digital yakni PT Bank Jago Tbk. (ARTO) dan PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI) telah merilis laporan kinerja keuangannya pada Semester I/2022. Siapakah yang mampu mencetak laba paling besar?
Berdasarkan laporan keuangan dikutip dari laman resmi, Sabtu (30/7/2022), Bank Jago sampai dengan semester I/2022 mampu mencetak laba bersih tahun berjalan sebesar Rp28,91 miliar. Capaian ini membalikan kerugian yang diraih pada semester I/2021 sebesar Rp46,7 miliar.
Perolehan laba Bank Jago ditopang oleh pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) yang naik 340 persen year-on-year (yoy) menjadi Rp641 miliar hingga akhir Juni 2022.
Laju penyaluran kredit emiten bank berkode saham ARTO ini juga tumbuh sebesar 70 persen year-to-date (ytd) sebesar Rp7,04 triliun. Dari jumlah itu, pembiayaan syariah berkontribusi sebesar Rp2,29 triliun. ARTO juga mencatatkan aset Rp14.61 triliun atau naik 19 persen ytd.
ARTO juga tercatat mampu menghimpun dana masyarakat atau dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp5,84 triliun pada paruh pertama tahun ini, tumbuh 64 persen ytd. Peningkatan DPK ditopang oleh capaian dana murah (CASA) yang melonjak 131 persen sepanjang tahun berjalan.
Sementara itu, Allo Bank Allo berhasil membukukan laba bersih sepanjang tahun berjalan sebesar Rp150,62 miliar pada semester I/2022, naik 557 persen yoy. Artinya, bank besutan Chairul Tanjung ini mampu meraup cuan lebih besar dibandingkan ARTO.
Berdasarkan laporan keuangannya, laba bersih Allo Bank diraih berkat peningkatan pendapatan bunga sebesar 108 persen yoy menjadi Rp265,97 miliar. Sementara itu, beban bunga yang ditanggung perseroan turun 34 persen ke Rp48,73 miliar.
Dengan perolehan tersebut, emiten bank berkode saham BBHI ini membukukan pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) sebesar Rp217,24 miliar atau melesat 306 persen dibandingkan capaian pada tahun lalu yakni Rp53,47 miliar.
Melesatnya laba Allo Bank juga dibarengi dengan penyaluran kredit yang diberikan naik 205 persen secara ytd menjadi Rp6,71 triliun. Adapun, perseroan tercatat membukukan aset sebesar Rp9,7 triliun atau bertumbuh 110 persen ytd.
Kinerja penghimpunan dana masyarakat Allo Bank juga berada dalam tren positif, dengan perolehan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 50 persen menuju Rp3,19 triliun. CASA perseroan tercatat sebanyak Rp209,5 miliar atau turun 22 persen ytd.
Secara terperinci, penghimpunan mencapai Rp22,85 miliar atau turun 86 persen secara ytd, sementara tabungan melesat 80 persen menjadi Rp186,7 miliar. Sementara itu, deposito menanjak 61 persen ytd atau sebesar Rp2,98 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel